Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dampak Efisiensi Pemerintah, LABS Buka Peluang Incar Pasar Mancanegara

Dampak Efisiensi Pemerintah, LABS Buka Peluang Incar Pasar Mancanegara Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT UBC Medical Indonesia Tbk. (LABS), mengambil langkah strategis untuk diversifikasi pendapatan melalui penguatan pasar swasta dan ekspor. Sebelumnya, sebanyak 60–70% pendapatan perusahaan masih bersumber dari proyek pemerintah, terutama di sektor alat kesehatan (alkes) diagnostik.

Direktur Utama LABS, FX Yoshua Raintjung, mengatakan ketergantungan pada sektor pemerintah selama ini menopang pertumbuhan, namun ada risiko tersendiri ketika belanja negara mengalami efisiensi.

“Karakteristik bisnis kami memang sangat bergantung pada sektor pemerintah. Namun kami melihat saat ini pemerintah juga sedang melakukan efisiensi. Dampaknya pasti ada, karena belanja cenderung selektif,” ujarnya dalam paparan publik di Jakarta, Senin (30/6/2025).

Baca Juga: Laba Bersih UBC Medical (LABS) Melesat 99% di Awal 2025, Penjualan Alat Medis Jadi Penopang

Yoshua mengatakan, perusahaan masih akan melihat peluang baru seiring arah kebijakan kesehatan nasional yang kini berfokus pada deteksi dini dan tindakan preventif. Produk andalan LABS, seperti alat diagnostik molekuler berbasis PCR, dinilai sangat relevan dengan agenda tersebut.

“Pemerintah ingin mengurangi jumlah orang sakit, dan itu hanya bisa dicapai jika deteksi dilakukan sedini mungkin. Di sinilah peran alat diagnostik kami menjadi sangat penting,” ujarnya.

Di sisi produksi, LABS juga terus memperkuat kapasitas dalam negeri melalui anak usaha di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perusahaan tengah bertransformasi dari importir penuh menjadi produsen alat kesehatan lokal.

Adapun, beberapa produk bahkan telah diproduksi bekerja sama dengan mitra dalam negeri, meski teknologi awal masih berasal dari luar negeri.

“Kami sedang transisi dari full importer menjadi produsen. Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga menjaga harga end-user agar tidak terdampak inflasi medis yang tinggi,” ucapnya.

LABS juga memulai ekspansi geografis, baik di dalam negeri dengan memperluas distribusi ke luar Pulau Jawa maupun luar negeri. Salah satu upaya utama adalah proses pengajuan sertifikasi WHO sebagai syarat membuka pasar ekspor ke negara-negara mayoritas Muslim dan kawasan ASEAN.

“Saat ini kami sedang proses sertifikasi WHO. Setelah itu rampung, kami siap menyasar negara-negara Muslim dan kawasan ASEAN. Targetnya bisa tercapai tahun depan karena proses WHO recommendation butuh waktu sekitar dua tahun,” ucapnya.

Baca Juga: Tak Bagi Dividen, LABS Genjot Alkes Buatan RI

Dengan produk yang telah mengantongi sertifikasi halal Indonesia yang diakui secara internasional, LABS optimistis produk-produknya memiliki daya saing di pasar ekspor.

Dalam jangka menengah, perusahaan menargetkan kontribusi sektor swasta dan ekspor mencapai 50% dari total pendapatan—untuk mengurangi risiko ketergantungan pada belanja negara.

“Pasar dalam negeri masih besar, tapi ekspor akan memperluas cakupan dan memperkuat keberlanjutan bisnis. Kami optimis ini akan membuka ruang pertumbuhan yang jauh lebih luas,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: