
UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) memutuskan tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2024. Keputusan tersebut dinilai bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat fondasi operasional dan mendorong ekspansi melalui penguatan produk alat kesehatan dalam negeri.
Direktur Utama LABS, FX Yoshua Raintjung menegaskan bahwa alokasi laba akan difokuskan pada penguatan struktur permodalan dan dukungan ekspansi ke depan.
“Keputusan tidak membagikan dividen adalah bagian dari komitmen jangka panjang kami. Kami memilih memperkuat modal kerja agar bisa mendukung pengembangan produk lokal dan meningkatkan kontribusi terhadap sektor kesehatan nasional,” ujar Yoshua dalam paparan publik, Senin (30/6/2025).
Baca Juga: Laba Bersih UBC Medical (LABS) Melesat 99% di Awal 2025, Penjualan Alat Medis Jadi Penopang
Yoshua mengatakan, dari total laba bersih tahun 2024, sebesar Rp200 juta dialokasikan sebagai cadangan modal kerja, sementara sisanya digunakan untuk mendukung kebutuhan modal kerja di 2025.
Strategi tersebut dinilai krusial untuk menjaga fleksibilitas operasional dan meningkatkan kapasitas produksi nasional, terutama untuk alat kesehatan molekular yang menjadi fokus bisnis LABS.
Pada kuartal I/2025, LABS mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp33,46 miliar, tumbuh 16,42% secara tahunan dibandingkan Rp28,74 miliar pada periode yang sama 2024. Pertumbuhan signifikan ini didorong ekspansi distribusi di segmen alat kesehatan molekular dan peningkatan permintaan dari sektor pemerintah dan swasta.
Baca Juga: Pendapatan Naik 50%, Elitery Beri Dividen Rp5 per Saham
Dia melanjutkan, laba kotor perusahaan juga meningkat 7,96% menjadi Rp15,52 miliar, meski margin kotor menurun seiring upaya ekspansi dan efisiensi operasional. Namun, laba tahun berjalan tercatat melonjak menjadi Rp1,85 miliar, hampir dua kali lipat dari Rp928 juta di kuartal I/2024.
Sejak 2023, LABS juga telah mendirikan anak usaha yang memproduksi alat kesehatan lokal untuk mendukung program skrining nasional seperti Tuberkulosis (TB) dan Human Papillomavirus (HPV).
“Kami tidak hanya memperluas distribusi, tapi juga berfokus pada substitusi impor dengan produk buatan lokal. Ini menjadi kekuatan utama LABS ke depan, apalagi sejalan dengan agenda besar transformasi kesehatan nasional,” ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement