Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mayoritas Bursa Asia Menguat, Investor Saham Pantau Update Tarif Trump

Mayoritas Bursa Asia Menguat, Investor Saham Pantau Update Tarif Trump Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mayoritas Bursa Asia mencatatkan penguatan dalam perdagangan di Senin (30/6). Pasar saham menyoroti sejumlah kabar terkait dengan perkembangan arah ekonomi hingga moneter dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Selasa (1/7), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia:

  • Hang Seng (Hong Kong): Turun 0,87% ke 24.072,28.
  • CSI 300 (China): Naik 0,37% ke 3.936,08.
  • Shanghai Composite (China): Naik 0,59% ke 3.444,43.
  • Nikkei 225 (Jepang): Naik 0,84% ke 40.487,39.
  • Topix (Jepang): Naik 0,43% ke 2.852,84.
  • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,52% ke 3.071,70.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Turun 0,01% ke 781,50.

Pasar Saham Asia bergerak menguat ditopang harapan kesepakatan dagang dan data ekonomi yang mendukung prospek pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) AS.

Data pendapatan domestik bruto kuartal pertama negara tersebut baru-baru ini tercatat mengalami kontraksi secara kuartalan hingga 0,5. Hal ini mencerminkan penurunan daya beli konsumen, tentunya mendorong ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga.

Adapun perang dagang juga menjadi sorotan. AS-China mulai terlihatĀ mencapai konsensus untuk mengklarifikasi aspek-aspek utama kerangka kerja perdagangan mereka, termasuk soal penyederhanaan ekspor hingga pencabutan pembatasan dari Washington dan Beijing.

Namun, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menciptakan ketidakpastian dengan kritikannya soal pajak layanan digital. Hal itu menjadi salah satu tantangan dalam perundingan kebijakan tarif dari AS.

AS yang terus memberikan pesan yang beragam juga membuat pasar berhati-hati dengan ketidakpastian mengenai negara mana yang hampir menyelesaikan kesepakatan perdagangan dan negosiasi mana yang masih terhenti.

Dari China, Biro Statistik China mengungkapkan indeks manufaktur negara tersebut sedikit pulih menjadi 49,7 pada bulan Juni 2025. Meski masih dalam zona kontraksi, setidaknya capaian tersebut naik dari sebelumnya 49,5 pada bulan Mei.

Baca Juga: Mulai 1 Juli, Grup Djarum akan Tender Offer Saham DATA Rp974 per Lembar

Peningkatan ini dukungan kebijakan berkelanjutan dari pemerintah untuk meningkatkan permintaan domestik, sehingga memberikan harapan akan ada stimulus yang diberikan pemerintah China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: