Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dua E-commerce China Terpukul: Diblokir di RI, Terpental di AS

Dua E-commerce China Terpukul: Diblokir di RI, Terpental di AS Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dua platform e-commerce asal Tiongkok, Temu dan Shein, menghadapi tekanan ganda di pasar global. Setelah diblokir di Indonesia pada akhir 2024 karena dianggap merusak ekosistem usaha lokal, keduanya kini mengalami penurunan signifikan jumlah pengguna di Amerika Serikat akibat kebijakan tarif impor baru dari Presiden Donald Trump.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), secara resmi memblokir akses Temu pada 9 Oktober 2024. Pemblokiran tersebut kemudian diikuti oleh Shein. Alasannya, kedua platform tidak terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), merusak harga pasar, menciptakan persaingan usaha yang tidak sehat, serta dinilai mengancam keberlangsungan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah Air.

Tak berselang lama, pemerintah Amerika Serikat juga memperketat kebijakan terhadap barang impor murah asal Tiongkok. Pada Mei 2025, Presiden Trump menghapus skema de minimis, yang sebelumnya membebaskan bea masuk untuk paket senilai di bawah 800 dolar AS dari Tiongkok dan Hong Kong.

Baca Juga: Di Tengah Ancaman Tarif Trump, Bezos Lepas Saham Amazon Rp78 T!

Dengan begitu, maka paket-paket tersebut kini dikenai tarif impor hingga 90 persen, meskipun kemudian diturunkan menjadi sekitar 30 persen.

Kebijakan tersebut berdampak signifikan terhadap performa Temu dan Shein di pasar Amerika. Dalam tiga bulan terakhir, dari Maret hingga Juni 2025, jumlah pengguna aktif aplikasi Temu anjlok 51 persen, dari sekitar 81 juta menjadi hanya 40,2 juta pengguna.

Shein juga mengalami penurunan, Platform fast fashion itu kehilangan sekitar 12 persen penggunanya, dan kini hanya digunakan oleh 41,4 juta pengguna di AS.

Sebagai respons atas tekanan tersebut, kedua platform memangkas anggaran pemasaran secara drastis. Temu tercatat mengurangi belanja iklan hingga 87 persen dibanding tahun sebelumnya, sementara Shein memangkas anggaran promosi sebesar 69 persen.

Perubahan ini mencerminkan pergeseran strategi besar dari dua aplikasi yang sebelumnya agresif memasarkan diri lewat media sosial dan platform digital.

Baca Juga: Trump Senang Kanada Hapus Pajak Digital, Negosiasi Tarif Jalan Kembali

Setelah menghadapi hambatan di Indonesia dan Amerika Serikat, Temu dan Shein mencoba peruntungan di pasar Eropa. Namun tantangan baru kembali muncul. Uni Eropa tengah mengkaji penerapan biaya tambahan sebesar €2 untuk pengiriman paket kecil, sementara Inggris mempertimbangkan pencabutan kebijakan bebas bea masuk untuk barang impor murah.

Perjalanan Temu dan Shein mencerminkan perubahan besar dalam lanskap e-commerce global, yang kini tak lagi hanya bicara soal harga murah dan pengiriman cepat, tetapi juga keadilan usaha, kedaulatan digital, dan kepatuhan terhadap regulasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Djati Waluyo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: