Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Mewakili Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. Rumadi, menyampaikan dorongan kuat bagi Fatayat NU untuk terus memperkuat sistem kaderisasi sebagai fondasi keberlanjutan organisasi. Ia menekankan bahwa kader yang tangguh hanya dapat lahir dari proses penempaan yang serius dan berkelanjutan. “Organisasi yang kuat lahir dari kaderisasi yang mapan. Fatayat NU, sebagai bagian dari struktur Nahdlatul Ulama yang kokoh hingga tingkat akar rumput, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga warisan para ulama yakni Islam yang damai, tidak mewarisi kebencian, dan mampu merawat harmoni antara keislaman dan kebangsaan,” ujarnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU, Hj. Margaret Aliyatul Maimunah, menyampaikan bahwa Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin memberikan ruang dan peluang yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk berperan dalam pembangunan. Ia menegaskan bahwa apapun pilihan peran perempuan di ranah domestik maupun publik, semuanya baik selama kualitas diri terus ditingkatkan.
“Fatayat NU harus hadir di ruang-ruang pengambilan kebijakan agar perspektif perempuan terwakili. Kita ingin mencetak pemimpin perempuan yang berpandangan Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah, berpihak pada pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta mampu menjawab tantangan zaman,” tegasnya.
Pelatihan Kepemimpinan Nasional Fatayat NU tahun 2025 ini diikuti oleh 115 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, yang merupakan kader-kader potensial dan tulang punggung gerakan kepemimpinan perempuan muda di lingkungan Nahdlatul Ulama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement