Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna, Siapkan QRIS Lintas Negara

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna, Siapkan QRIS Lintas Negara Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

AstraPay terus memperkuat eksistensinya di industri pembayaran digital dengan fokus ekspansi dalam ekosistem mobilitas, serta mempersiapkan adopsi fitur QRIS Cross Border sejalan dengan pengembangan sistem pembayaran Bank Indonesia. 

Meskipun saat ini fitur tersebut belum diimplementasikan, CEO AstraPay Rina Apriana menegaskan bahwa pengembangan QRIS lintas negara sudah masuk dalam pipeline strategis perusahaan.

"QRIS Cross Border saat ini belum kami luncurkan, tapi sudah ada di jalur pengembangan kami. Tantangan utamanya bukan teknis, tapi lebih ke bagaimana mengedukasi masyarakat bahwa fitur ini tersedia dan bisa digunakan saat bepergian ke luar negeri," ungkap Rina, Selasa (1/7/2025).

Rina menjelaskan bahwa AstraPay menargetkan 16,5 juta pengguna hingga akhir 2025, naik tipis dari 16,2 juta pengguna saat ini. Strategi utama yang digunakan adalah menggarap dua ekosistem yakni internal Astra Group dan pasar eksternal seperti sektor transportasi publik.

Baca Juga: QRIS Cross Border, Mendorong Ekonomi Mikro di Kepulauan Riau Terus Mendunia

“Pertumbuhan pengguna kami selama ini banyak disumbang dari integrasi pembayaran transportasi publik, seperti MRT Jakarta, TransJakarta, Trans Batam, dan sejumlah moda di Jawa Tengah dan Timur. Dari sektor ini saja, kami bisa menjaring sekitar 100 ribu pengguna baru setiap bulan,” jelasnya.

Selain sektor transportasi, AstraPay juga menggandeng berbagai unit bisnis dalam ekosistem Astra, mulai dari pembiayaan kendaraan (multi-finance), bengkel resmi, hingga sektor UMKM. Hal ini menciptakan konektivitas pembayaran digital yang mendukung kebutuhan mobilitas masyarakat.

Tahun ini, AstraPay juga melakukan kolaborasi strategis dengan sejumlah mitra besar, meski belum seluruhnya bisa diumumkan ke publik. 

Namun Rina menekankan bahwa fokus kemitraan diarahkan untuk memperkuat kehadiran AstraPay di rantai nilai mobilitas, termasuk cicilan kendaraan, layanan bengkel, hingga pembayaran berbasis lokasi di pusat perkantoran.

“Kami melihat industri yang mendukung transportasi sebagai peluang besar. Kolaborasi dilakukan tidak hanya di dalam jaringan Astra, tetapi juga dengan mitra di luar Astra yang relevan dengan ekosistem tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Transaksi Digital Tumbuh Pesat, QRIS Mencapai 151% di Mei 2025

Menanggapi pertanyaan seputar biaya transaksi (fee), Rina menegaskan bahwa AstraPay sepenuhnya mengikuti regulasi Bank Indonesia yang mengatur besaran biaya antara 0% hingga 0,7%. 

“Ada beberapa transaksi yang tidak boleh dikenakan biaya dan kami patuhi. Yang boleh dikenakan pun tetap mengikuti rentang tarif yang ditentukan,” tuturnya.

Untuk isu biaya tambahan dari platform global seperti Google, AstraPay menegaskan bahwa tanggung jawab tersebut berada di pihak developer sesuai skema regulasi masing-masing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: