Gaji Ilmuwan AI Melejit hingga Rp113 Miliar, Silicon Valley Alami Perebutan Talenta Global

Gelombang rekrutmen besar-besaran terjadi di Silicon Valley seiring dengan meningkatnya persaingan antarperusahaan teknologi dalam merebut talenta kecerdasan buatan (AI) kelas dunia. Raksasa teknologi seperti Meta dan OpenAI disebut menawarkan kompensasi hingga US$7 juta atau sekitar Rp113,7 miliar per tahun untuk menarik ilmuwan AI senior.
Melansir Financial Times dan Economic Times, angka tersebut melonjak hampir 50% dibandingkan tahun 2022, dan jauh melampaui gaji insinyur perangkat lunak biasa yang hanya berkisar US$180.000–US$220.000 per tahun.
Platform pelacak kompensasi Levels.fyi mencatat bahwa Meta kini menawarkan gaji hingga US$3,2 juta untuk posisi insinyur AI. Sementara itu, OpenAI memberikan rentang gaji antara US$212.000 hingga US$2,5 juta, dengan median kompensasi yang lebih tinggi dibanding kompetitor.
“Persaingannya makin gila dalam beberapa tahun terakhir. Rasanya seperti ada perusahaan yang rela melakukan apa pun demi merekrut talenta terbaik,” ujar Kyle Langworthy, mitra di perusahaan rekrutmen AI Riviera Partners dikutip, Jumat (4/7/2025).
Baca Juga: AI Buatan Meta Tak Sesuai Ekspektasi, Zuckerberg Tawarkan Rp1,6 Triliun ke Orang Dalam OpenAI
Persaingan memuncak setelah sistem Llama 4 milik Meta mendapat kritik atas performanya dalam penalaran dan pengkodean. Untuk mempercepat lompatan teknologi, Meta menyuntikkan investasi senilai US$15 miliar ke Scale AI dan merekrut co-founder-nya, Alexandr Wang, guna memimpin tim khusus pengembangan AI superintelligence.
Sementara itu, OpenAI mulai menyesuaikan strategi kompensasi untuk mempertahankan talenta kunci. Dalam memo internal yang dilaporkan Wired, Chief Research Officer Mark Chen menyatakan bahwa perusahaan pesaing aktif membujuk tim OpenAI untuk pindah.
“Kami sedang mengevaluasi ulang kompensasi dan mencari cara kreatif untuk menghargai kontributor utama,” tulis Chen.
Baca Juga: OpenAI: User ChatGPT Melonjak Tiga Kali Lipat, Indonesia Bisa Menjadi Pasar Kunci AI
Firma rekrutmen Harrison Clarke melaporkan bahwa gaji peneliti AI tingkat menengah hingga senior kini berkisar antara US$500.000 hingga US$2 juta, naik signifikan dibandingkan US$400.000–US$900.000 pada 2022.
Kenaikan tajam ini mencerminkan bahwa AI kini menjadi inti dari strategi pertumbuhan perusahaan teknologi global, bukan sekadar tren sementara. Dengan ekspektasi tinggi terhadap hasil riset, posisi ilmuwan AI kini menjadi salah satu profesi paling bergengsi sekaligus paling mahal di dunia teknologi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement