Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banjir Tewaskan Ratusan Warga di Texas, Istana Presiden: Ini Kehendak Tuhan

Banjir Tewaskan Ratusan Warga di Texas, Istana Presiden: Ini Kehendak Tuhan Kredit Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) membantah bahwa tragedi banjir di Texas serta penanganannya yang tidak cepat dan maksimal imbas dari program efesiensi dari Presiden Donald Trump.

National Weather Service (NWS) menjadi sasaran publik karena tak gerak cepat menangani banjir di Texas.

"(Banjir) ini kehendak Tuhan. Bukan salah pemerintah bahwa banjir ini terjadi," kata sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt.

Ia menambahkan bahwa NWS telah melakukan tugasnya dengan baik dan telah mengeluarkan peringatan dini.

"Sayangnya, setelah bencana alam yang hanya terjadi sekali dalam satu generasi ini, kita telah melihat banyak kebohongan yang disebarkan oleh anggota Partai Demokrat seperti Senator Chuck Schumer dan beberapa anggota media," ujar Leavitt.

"Dan menyalahkan Presiden Trump atas banjir ini adalah kebohongan yang keji, dan tidak ada gunanya dalam masa berkabung nasional ini."

Schumer, Pemimpin Senat dari Partai Demokrat, pada Senin menyerukan penyelidikan mengenai apakah "kekurangan staf di stasiun-stasiun NWS setempat berkontribusi terhadap terenggutnya nyawa dan raibnya harta benda yang sangat besar selama banjir yang mematikan itu."

Lebih dari 500 pekerja dilaporkan diberhentikan oleh pemerintahan Trump atau keluar dengan sendirinya, menyebabkan NWS kekurangan staf.

Menurut laman situsnya, enam dari 27 posisi terdaftar sebagai posisi kosong di kantor NWS untuk Austin/San Antonio, yang mencakup wilayah yang terdampak parah oleh bencana Kerr County, termasuk seorang manajer kunci yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan peringatan dan berkoordinasi dengan para pejabat manajemen darurat setempat.

Para pejabat mengatakan sedikitnya 110 orang tewas dalam banjir bandang tersebut, dan lebih dari 170 orang masih dinyatakan hilang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: