Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Manulife Investment Management memperkirakan bahwa arah kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang cenderung dovish akan memberikan angin segar bagi pasar Asia, khususnya pasar obligasi dan instrumen pendapatan tetap.
Mengutip dariĀ laporan market outlook untuk paruh kedua tahun 2025, Manulife menilaiĀ ruang penurunan suku bunga The Fed tetap terbuka, dengan proyeksi suku bunga berada di kisaran 3,5% pada pertengahan 2026.
"Pembelokan arah kebijakan The Fed masih tetap utuh, namun kecepatan dan skala penurunan suku bunga akan bergantung pada daya tahan pertumbuhan AS," kataLuke Browne, Global Head of Multi-Asset Solutions, Senior Portfolio Manager, Head of Multi-Asset Solutions, Asia dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (12/7/2025).
Ia menambahkan bahwa fragmentasi kebijakan dan perlambatan konsumsi di AS menjadi faktor yang mendorong pasar memprediksi penurunan suku bunga lanjutan pada semester kedua 2025.
Lebih lanjut, sikap dovish ini dinilai akan mendorong aliran modal ke pasar negara berkembang, termasuk Asia. Pelemahan dolar AS sepanjang tahun ini juga memperkuat daya tarik aset berdenominasi mata uang lokal di Asia.
Baca Juga: Emiten Sawit DSNG Siapkan Dana Rp176 Miliar untuk Lunasi Obligasi Jatuh Tempo
Murray Collis, Head of Asia ex-Japan Fixed Income, menyebut pasar pendapatan tetap Asia sudah menunjukkan performa positif sepanjang 2025. Ia menjelaskan bahwa obligasi domestik di negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina berpeluang menguat karena ada ruang penurunan suku bunga untuk merespons dampak tarif dan memperkuat konsumsi.
"Instrumen utang Asia dalam mata uang USD akan terus menarik bagi investor karena imbal hasil yang atraktif dan durasi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain," jelas Murray.
Di tengah ketidakpastian fiskal AS dan melemahnya dolar, investor global juga menunjukkan minat yang meningkat terhadap pasar Asia demi diversifikasi dan stabilitas.
"Pendapatan tetap Asia siap meraih momentum positif di paruh pertama 2025 untuk membukukan kinerja tahunan yang menarik bagi para investor," jelas Collis.
"Pasar memperkirakan The Fed akan melanjutkan pemotongan suku bunga di semester kedua dan hal ini akan menopang pasar pendapatan tetap secara keseluruhan," tambahnya lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement