Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gelar Festival Ini, Pemerintah Berupaya Lepaskan Anak dari Gedget

Gelar Festival Ini, Pemerintah Berupaya Lepaskan Anak dari Gedget Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah berupaya melepaskan anak dari kecanduan bermain gedget dengan menggelar Doland Festival yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025.

Acara yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di halaman Taman Wisata Candi Borobudur, pada Sabtu (12/7) itu bertujuan untuk merayakan hari anak secara positif, edukatif, dan kreatif untuk anak-anak bermain, berekspresi, dan belajar.

Baca Juga: Menteri PPPA Fokuskan Pendampiangan Psikologis Anak Korban Kekerasan di Cianjur

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mendorong anak untuk melestarikan permainan tradisonal.

“Hari Anak Nasional tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya dipusatkan di Jakarta, kali ini perayaannya dilaksanakan di seluruh sekolah Indonesia sehingga anak-anak merasakan bahwa hari itu adalah hari bermain bersama. Doland Festival ini adalah upaya mengenalkan kembali ke anak-anak kalau Indonesia itu kaya akan permainan tradisional. Tujuannya agar anak-anak bisa terlepas dari gadget,” ujar Menteri PPPA, dikutip dari siaran pers Kementerian PPPA, Rabu (16/7).

Menteri PPPA mengatakan peringatan HAN 2025 berfokus pada empat aktivitas utama yaitu bermain permainan tradisional, menyanyikan lagu-lagu daerah, menyanyikan lagu-lagu nasional, dan mendengarkan dongeng tentang pahlawan di daerah masing-masing. Ia juga menekankan peringatan HAN harus menjadi momentum untuk mengingat kembali pentingnya pemenuhan hak anak sebab anak-anak berhak atas kebahagiaan, perlindungan, pendidikan, dan ruang tumbuh yang aman.

Menteri PPPA menegaskan pemerintah bersama orang tua dan seluruh masyarakat, memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan terpenuhinya hak-hak anak. Ini termasuk hak untuk bersekolah, mendapatkan layanan kesehatan, dan bermain di lingkungan yang aman dari eksploitasi. Menurutnya, semua kebijakan yang dibuat bertujuan meningkatkan kesadaran kolektif bahwa perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama.

“Banyaknya regulasi bukan berarti pemerintah ingin mempersulit. Justru sebaliknya, itu adalah bukti nyata bahwa negara terus belajar dan semakin peduli terhadap perkembangan anak-anak. Setiap undang-undang baru adalah satu lapisan pelukan perlindungan dari negara untuk anak-anak," kata Menteri PPPA.

Selain itu, Menteri PPPA menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang memperkuat perlindungan anak serta menyediakan ruang aman, kreatif, dan edukatif bagi anak-anak dalam merayakan HAN 2025. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: