Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disambut Positif, Penurunan Tarif Impor AS Bakal Gairahkan Ekspor RI

Disambut Positif, Penurunan Tarif Impor AS Bakal Gairahkan Ekspor RI Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Labuan Bajo -

Penurunan tarif impor Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah barang dari Indonesia, dari semula 32% menjadi 19% mendapat sambutan positif. Kebijakan ini dinilai dapat memperkuat daya saing ekspor Indonesia, meski dampaknya diperkirakan baru terasa dalam jangka menengah.

"Ada 30 produk ekspor kita ke AS, kebijakan tarif ini memperbesar peluang kita lebih banyak lagi ke sana. Ke depan ketidakpastian akan lebih rendah dan kita berharap ekspor akan meningkat," ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI), Juli Budi Winantya saat Editor Briefing di Labuan Bajo, NTT, Jumat (18/7/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Ekonom BCA, David Sumual menilai penurunan tarif ini patut diapresiasi karena merupakan salah satu yang terendah di Asia Tenggara. Tarif impor AS buat Indonesia hanya kalah dengan Singapura dan Timor Leste yang dikenakan tarif impor 10%.

Baca Juga: Tarif Impor AS Dipangkas, Siapa Emiten Paling Diuntungkan?

"Saya berpikir kalau kondisinya tidak berubah sejauh ini kita diuntungkan kena 19% karena skenarionya pemerintah itu 25%. Inggris aja yang AS surplus itu kena 10%. Itu AS yang defisitnya besar ke kita hanya kena 19%. Ini patut kita apresiasi upaya pemerintah. Dan ini bisa jadi momentum untuk kita menjadi pemasok baru bagi AS,” jelasnya.

Lebih lanjut. David menekankan, dengan tarif yang rendah, Indonesia memiliki peluang untuk mengisi kekosongan suplai akibat bergesernya mitra dagang utama AS.

“AS sedang mencari supplier baru. Ini kesempatan kita untuk perluas ekspor ke sana,” papar David.

Selain pasar AS, Indonesia juga mengincar pasar Eropa melalui perjanjian perdagangan bebas Indonesia-Uni Eropa (UE-CEPA). Hal ini memungkinkan Indonesia untuk memiliki “dua kaki” dalam ekspor yakni AS dan Eropa. “Selama ini produk kita sulit masuk ke Eropa. UE-CEPA membuka jalan baru,” katanya.

Baca Juga: BI Dalami Dampak Penurunan Tarif Impor AS ke Indonesia

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia pada bukan Mei 2025 mencapai US$24,61 miliar atau naik 9,68 persen dibanding ekspor Mei 2024. Ekspor nonmigas Mei 2025 mencapai US$23,50 miliar, naik 11,80 persen dibanding Mei 2024.

Sementara bila dilihat secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia dari Januari–Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar atau naik 6,98 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$106,06 miliar juga naik 8,22 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: