- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Investasi RI Tembus Rp 950 Triliun Pada Semester I 2025, 30% Berasal Dari Proyek Hilirisasi
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Agata Nusantara (Danantara Indonesia), sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan hilirisasi menjadi salah satu sektor penyumbang investasi terbesar di Indonesia sampai dengan semester I tahun 2025.
Dia menjelaskan, sampai dengan Juni 2025 investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 950 trliun dimana 30%nya berasal dari proyek hilirisasi.
"Kurang lebih dari investasi yang masuk di kuartal ke-2 atau dalam satu semester itu kurang lebih kontribusinya dari Rp950 triliun lebih itu mencapai 30 persen," ujar Rosan dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa (22/7/2025).
Baca Juga: Terobosan BKPM dalam Reformasi Perizinan Berusaha
Rosan mengatakan, kontribusi dari investasi di bidang hilirisasi meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan sektor lainya. Selain itu, hilirisasi juga mendorong terbukanya lapangan pekerjaan yang cukup besar untuk masyarakat indonesi.
Sebagaimana diketahui, Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi, menyerahkan dokumen pra feasibility study (Pra-FS) 18 proyek hilirisasi dengan kebutuhan invesgasi sebesar Rp618,3 triliun.
Dia melanjutkan, 18 proyek hilirisasi tersebut akan menghasilkan lapangan pekerjaan lebih dari 270 ribu orang.
Baca Juga: Bahlil Serahkan 18 Proyek Hilirisasi Rp618,3 T ke Danantara
"Karena salah satu tugas utama kita adalah bagaimana dalam setiap investasi yang kita lakukan itu akan memberikan atau menghasilkan penciptaan lapangan pekerjaan tentunya yang berkualitas," ujarnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan dokumen yang diserahkan sesuai dengan amanat Presiden Prabowo Subianto untuk dilanjutkan ke Danantara.
"Agenda hilirisasi sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam keputusan presiden, kami ada sekitar 18 proyek yang sudah siap pra FS. Dengan total investasi sebesar USD 38,63 miliar, atau setara dengan Rp 618,3 triliun. Ini di luar ekosistem baterai mobil," ujar Bahlil.
Bahlil menjelaskan, 18 proyek tersebut terdiri dari delapan proyek hilirisasi di minerba, dua proyek transisi energi, dua proyek ketahanan energi, tiga proyek hilirisasi pertanian, dan tiga proyek hilirisasi kelautan dan perikanan.
Baca Juga: Prabowo Tak Mau Pakai Utang, Danantara Pasang Badan! Pinjaman ADB untuk 3 Juta Rumah Dihentikan
Dia melanjutkan, dalam mempersiapkan kajian pra FS ini sudah melewati sebuah proses panjang. Bahlil mengatakan, proses tersebut dilakukan melalui berbagai diskusi, kajian mendalam antar tim yang melibatkan akademisi, pemangku kepentingan lain, pengusaha dan teknologi.
"Tim satgas kita turun ke lapangan, jadi ini belum sempurna. Sudah barang tentu untuk penyempurnaannya kita serahkan pada Danantara, karena Danantara yang punya uang untuk melakukan penyempurnaan. Karena kita uangnya setengah-setengah, jadi penyelesaiannya juga tidak utuh," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement