Dolar Masih Alami Koreksi, Pasar Uang Tak Rasakan Efek Kesepakatan Jepang-AS
Kredit Foto: Antara/Putu Indah Savitri
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Rabu (23/7). Hal ini terjadi seiring sentimen positif pasar yang masih dibayangi ketidakpastian dari negosiasi tarif dari AS.
Dilansir dari Reuters, Kamis (24/7), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama termasuk euro dan yen, turun 0,14% ke 97,33. Hal ini menandai penurunan selama empat sesi berturut-turut.
Baca Juga: AS-Uni Eropa Dikabarkan Hampir Sepakat, Tarif Impor Euro Akan Jadi 15%
Presiden AS, Donald Trump baru-baru ini mengumumkan kesepakatan dagang dengan Jepang, yang menurunkan tarif impor mobil menjadi 15%, sebagai imbalan dari paket investasi dan pinjaman senilai US$550 miliar dari Jepang ke AS.
Hal ini turut diikuti oleh kabar bahwa Amerika Serikat dan Uni Eropa sedang menuju kesepakatan serupa yang akan memberlakukan tarif umum sebesar 15% terhadap barang-barang dari Eropa yang diimpor ke AS.
Namun kedua hal tersebut belum dapat mengerek dolar. Ia menjadi salah satu mata uang yang paling terpukul sejak Trump mengumumkan tarif global pada awal April.
“Pasar sepertinya mengharapkan adanya tarif menyeluruh, katakanlah sekitar 10%, dan hal itu sudah diperhitungkan sejak lama,” kata Kepala Strategi Investasi PGIM Quantitative Solutions, Jeff Young.
Investor tetap berhati-hati menjelang tenggat waktu 1 Agustus, yang ditetapkan sebagai batas akhir untuk mencapai kesepakatan dagang. Banyak negara mitra dagang AS masih dalam proses negosiasi menjelang tenggat tersebut.
Baca Juga: Bursa Eropa Meroket, Investor Saham Optimistis Soal Negosiasi Tarif AS
“Dampaknya terhadap dolar akan tercermin dalam gambaran makro secara keseluruhan. Sulit untuk memisahkan dampak tarif dari berbagai faktor lain yang juga memengaruhi nilai tukar karena sebagian besar sudah terdiskonto di pasar," tutur Young.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement