Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Victor Hartono Ungkap Asal-Usul Bisnis Keluarga Djarum, Ternyata Bukan Rokok!

Victor Hartono Ungkap Asal-Usul Bisnis Keluarga Djarum, Ternyata Bukan Rokok! Kredit Foto: Youtube Matakin Pusat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Djarum, Victor Rachmat Hartono, mengungkap perjalanan panjang bisnis keluarganya yang dimulai dari industri minyak kacang tanah, jauh sebelum merambah ke bisnis rokok dan membentuk konglomerasi lintas sektor seperti saat ini.

Dalam acara Meet The Leaders yang diselenggarakan Universitas Paramadina di Trinity Tower, Jakarta Selatan, Sabtu (26/7/2025), Victor menjelaskan bahwa bisnis keluarganya telah mengalami pasang surut sejak generasi keempat, jauh sebelum Djarum berdiri.

"Awalnya kita bisnis minyak kacang tanah, di zaman belum ada minyak sawit. Tapi ketika minyak sawit muncul, minyak kacang kalah saing," ungkap Victor di hadapan audiens, seraya menggambarkan bagaimana bisnis keluarga perlahan surut sebelum bangkit kembali.

Baca Juga: Perjalanan Bakmi Gajah Mada Alias Bakmi GM, dari Warung Kecil hingga Diakuisisi Grup Djarum

Menurut Victor, bisnis minyak kacang tersebut dikelola oleh kakek buyutnya. Namun, seiring berjalannya waktu, keberlangsungan usaha terus menurun, yang menurutnya bisa dilihat dari ukuran makam keluarga.

"Saya ini pengurus makam keluarga. Makam generasi keempat yang pebisnis kacang besar sekali, generasi kelima dan keenam makin kecil. Itu indikasi keadaan finansial juga," ujarnya.

Kebangkitan kembali bisnis keluarga terjadi pada generasi ketujuh melalui sosok Oei Wie Gwan—kakek Victor—yang memulai usaha kembang api pada 1927 di Kudus dengan merek Cap Leo. Namun usaha tersebut terpaksa tutup akibat larangan peredaran mesiu saat pendudukan Jepang di Indonesia.

Baca Juga: Grup Djarum dan TPIA Balapan, Henan Justru Diam-diam Lepas Saham SSIA

Setelah beralih ke berbagai sektor selama 1942–1951, termasuk menjadi kontraktor pembangunan landasan udara Ahmad Yani, Oei Wie Gwan akhirnya membeli pabrik rokok kretek kecil di Kudus pada 1951. Langkah tersebut menjadi titik awal transformasi bisnis keluarga hingga berkembang menjadi PT Djarum yang dikenal saat ini.

Victor menyebut bahwa kesuksesan bisnis Djarum tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses bertahap dan lintas generasi. "Keluarga kita bukan yang dari miskin tiba-tiba kaya. Ini bertahap. Saya lihat dari ukuran makam, makin lama makin bagus. Itu proses naik secara pelan-pelan," katanya.

Kini, PT Djarum telah tumbuh menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Di bawah naungan Djarum Group, lini usaha perusahaan juga meluas ke sektor perbankan melalui BCA, properti, ritel elektronik, hingga kesehatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: