Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspansi Tiada Henti, Gurita Bisnis Grup Djarum Menjalar di Lantai Bursa

Ekspansi Tiada Henti, Gurita Bisnis Grup Djarum Menjalar di Lantai Bursa Kredit Foto: Grup Djarum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketika mendengar nama Djarum, sebagian besar pasti langsung teringat pada merek rokoknya yang legendaris. Atau mengaitkannya dengan BCA, bank swasta terbesar di Indonesia.

Namun, tahukah Anda bahwa Grup Djarum, konglomerasi yang dikendalikan oleh Hartono bersaudara, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, ini memiliki gurita bisnis yang jauh lebih luas dari sekadar dua raksasa tersebut?

Melalui serangkaian ekspansi dan investasi strategis, Djarum telah membangun gurita bisnis yang menjalar ke berbagai sektor, mulai dari perbankan, telekomunikasi, e-commerce, hingga properti. Yuk, telusuri lebih dalam daftar emiten-emiten di BEI yang merupakan bagian dari Grup Djarum.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Ini adalah emiten yang paling dikenal dan menjadi pilar utama kerajaan bisnis Djarum. Sejak tahun 2002, konsorsium Farallon Capital dan Djarum sudah menjadi pemegang saham mayoritas BCA. Sekitar tahun 2007, Djarum menguasai BCA sepenuhnya usai membeli 92,18% saham Farallon di Farindo Investment.

Baca Juga: Victor Hartono Ungkap Asal-Usul Bisnis Keluarga Djarum, Ternyata Bukan Rokok!

Langkah brilian inilah yang kemudian melambungkan kekayaan Hartono bersaudara. BCA tidak hanya menjadi bank swasta terbesar, tetapi juga salah satu bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Keberadaannya pun menjadi fondasi kuat yang memungkinkan Grup Djarum untuk melakukan ekspansi ke sektor-sektor lain.

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI)

Bagi Anda yang gemar belanja online, nama Blibli pasti sudah tidak asing lagi. Perusahaan yang menaunginya, Global Digital Niaga, melantai di bursa dengan kode BELI. Blibli merupakan salah satu pemain besar di industri e-commerce Indonesia.

Masuknya Djarum ke sektor ini menunjukkan adaptasi mereka terhadap pergeseran perilaku konsumen ke arah digital. Mereka tidak hanya mengandalkan bisnis konvensional, tetapi juga aktif membangun ekosistem digital.

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

Bergerak di sektor telekomunikasi, TOWR adalah salah satu operator menara telekomunikasi terbesar di Indonesia. Melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), TOWR memiliki ribuan menara yang disewakan kepada operator seluler seperti Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata.

Investasi Djarum di TOWR menunjukkan visinya untuk masuk ke sektor yang sangat esensial dan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap data dan komunikasi.

Baca Juga: Perjalanan Bakmi Gajah Mada Alias Bakmi GM, dari Warung Kecil hingga Diakuisisi Grup Djarum

PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR)

Ini adalah emiten lain di sektor telekomunikasi yang menjadi bagian dari Djarum Group. Melalui Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), Djarum mengakuisisi mayoritas saham SUPR pada tahun 2021.

Akuisisi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi Djarum sebagai pemilik menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan menyatukan dua entitas besar dalam industri tersebut.

PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC)

Jika Anda sering berbelanja di Ranch Market, Farmers Market, atau The Gourmet, berarti Anda telah berinteraksi dengan salah satu bagian dari kerajaan Djarum. PT Supra Boga Lestari adalah perusahaan pengelola jaringan supermarket premium tersebut.

Melalui akuisisi mayoritas saham RANC pada tahun 2021, Grup Djarum memperkuat portofolionya di sektor ritel, khususnya segmen pasar menengah ke atas yang terus bertumbuh.

Ekspansi Tiada Henti

Selain emiten-emiten di atas, Djarum secara agresif menanamkan modalnya di sektor-sektor lain yang memiliki prospek cerah. Pada April 2025, melalui anak usaha iForte, Grup Djarum berinvestasi di PT Remala Abadi Tbk. (DATA), penyedia layanan broadband. Kolaborasi ini memungkinkan pengembangan jaringan FTTH (Fiber to the Home) yang sekaligus memperkuat posisi Djarum dalam infrastruktur digital. 

Baca Juga: Prajogo Makin Tertinggal! Grup Djarum Keciduk Borong Lagi Saham SSIA

Grup Djarum juga masuk ke sektor kesehatan dengan mengakuisisi saham PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) senilai Rp1,04 triliun. Terbaru, melalui entitasnya PT Dwimuria Investama Andalan, Djarum mengakumulasi saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), yang merupakan pengembang kawasan industri Subang Smartpolitan. 

Secara keseluruhan, gurita bisnis Grup Djarum menunjukkan sebuah pola investasi yang cerdas dan terstruktur. Perusahaan ini tidak hanya mengandalkan satu atau dua sektor, melainkan membangun sebuah ekosistem. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: