Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi Diversifikasi Portofolio Agar Investasi Makin Optimal

Strategi Diversifikasi Portofolio Agar Investasi Makin Optimal Kredit Foto: Unsplash/Isaac Smith
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat Anda sudah memiliki investasi, muncul pertanyaan selanjutnya; bagaimana cara membuat portofolio lebih aman sekaligus optimal? Salah satu jawabannya adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio. Namun sebelum mengambil keputusan, Anda perlu memahami tips diversifikasi agar strategi investasi Anda efektif, terarah, dan aman dari risiko berlebihan, termasuk jika Anda mempertimbangkan investasi obligasi.

Modal Diversifikasi Portofolio

Ada beberapa model diversifikasi portofolio yang umum digunakan investor, tergantung tujuan finansial dan profil risikonya.

1. Model Income

Model income menekankan pada pemilihan aset-aset yang mampu menghasilkan arus kas secara rutin. Contoh instrumennya adalah saham dividen tinggi, reksa dana pendapatan tetap, properti yang disewakan, atau obligasi korporasi. Strategi ini cocok untuk investor yang menginginkan tambahan penghasilan bulanan atau kuartalan tanpa perlu menjual aset pokok. Biasanya, investor yang sudah memasuki masa pensiun atau mendekati tujuan keuangan jangka menengah lebih menyukai model ini karena menambah stabilitas cashflow harian mereka.

2. Modal Preservation of Capital

Model preservation of capital menitikberatkan pada perlindungan modal pokok agar tidak tergerus risiko pasar. Dalam model ini, investor akan lebih banyak menempatkan dana pada instrumen dengan risiko sangat rendah, seperti deposito berjangka, pasar uang, dan investasi obligasi terutama obligasi pemerintah. Strategi ini tidak menekankan pertumbuhan agresif, melainkan menjaga nilai modal tetap utuh. Model ini cocok bagi investor konservatif, orang tua menjelang pensiun, atau pemilik dana darurat yang ingin memarkir uangnya di tempat aman sambil tetap memperoleh sedikit imbal hasil.

3. Model Growth

Model growth fokus pada pencapaian pertumbuhan nilai aset yang tinggi dalam jangka panjang. Investor dengan model ini biasanya menempatkan mayoritas portofolionya di saham, reksa dana saham, ETF ekuitas, atau bahkan aset berisiko tinggi seperti saham luar negeri dan kripto (dengan proporsi kecil). Tujuan utama model growth adalah capital gain yang signifikan seiring waktu. Investor yang memilih strategi ini harus memiliki risk tolerance tinggi dan horizon waktu panjang, misalnya untuk dana pensiun 20-30 tahun mendatang.

4. Model Balance

Model balance adalah kombinasi dari income, preservation of capital, dan growth dalam satu portofolio yang seimbang. Strategi ini bertujuan memperoleh keuntungan pertumbuhan yang moderat sekaligus menjaga stabilitas modal dan arus kas. Misalnya, portofolio terdiri atas 40% saham, 40% obligasi, dan 20% instrumen pasar uang. Model ini cocok bagi investor moderat yang ingin menyeimbangkan risiko dan imbal hasil dengan tetap memiliki keamanan modal untuk kebutuhan jangka menengah.

Keuntungan Diversifikasi Portofolio 

Diversifikasi portofolio menawarkan berbagai manfaat signifikan bagi investor.

1. Mengurangi Risiko

Diversifikasi membantu meminimalisir risiko dengan cara menyebar dana ke berbagai jenis aset dan sektor. Ketika satu aset mengalami penurunan nilai, aset lain yang memiliki korelasi rendah atau negatif dapat menutupi kerugiannya. Misalnya, saat saham mengalami koreksi pasar, obligasi pemerintah biasanya tetap stabil atau bahkan naik karena investor global mencari aset safe haven. Dengan demikian, kerugian total portofolio dapat ditekan lebih rendah dibanding hanya berinvestasi di satu jenis instrumen.

2. Memaksimalkan Potensi Imbal Hasil

Selain menurunkan risiko, diversifikasi juga membuka peluang imbal hasil optimal. Hal ini karena portofolio Anda akan memiliki berbagai instrumen dengan profil risiko dan return berbeda. Saham memberikan potensi pertumbuhan tinggi, obligasi memberi stabilitas dan pendapatan tetap, sementara deposito atau pasar uang menjaga likuiditas. Kombinasi instrumen ini membantu Anda meraih keuntungan sesuai target finansial tanpa mempertaruhkan seluruh modal pada satu aset saja.

3. Memberikan Flaksibilitas

Diversifikasi portofolio memberi fleksibilitas tinggi dalam manajemen aset. Ketika kondisi pasar berubah, Anda dapat menyesuaikan alokasi dengan melakukan rebalancing tanpa mengorbankan seluruh modal. Misalnya, saat pasar saham turun, Anda dapat menggunakan dana obligasi untuk membeli saham di harga diskon, atau sebaliknya menambah porsi obligasi saat risiko pasar meningkat. Fleksibilitas inilah yang menjadi kunci dalam mempertahankan portofolio jangka panjang.

Kekurangan Diversifikasi Portofoliio
Diversifikasi portofolio juga memiliki beberapa kelemahan yang harus diperhatikan.

1. Biaya Transaksi Lebih Besar

Dengan memiliki berbagai instrumen investasi, Anda perlu mengeluarkan biaya transaksi lebih besar dibanding hanya berinvestasi di satu jenis aset. Biaya tersebut meliputi fee pembelian, penjualan, switching, hingga biaya management fee reksa dana atau fee broker saham. Jika tidak diperhitungkan dengan matang, biaya-biaya ini justru menggerus keuntungan investasi Anda dalam jangka panjang.

2. Sulit Dikelola

Portofolio yang terdiversifikasi secara luas membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk memantau dan mengevaluasi kinerja masing-masing aset. Investor harus mengamati kondisi pasar, pergerakan harga, berita ekonomi, serta melakukan rebalancing berkala. Tanpa manajemen yang disiplin dan terstruktur, diversifikasi justru bisa menjadi beban daripada keuntungan.

3. Potensi Keuntungan Berkurang

Diversifikasi terlalu banyak atau over-diversification juga memiliki risiko menurunkan potensi keuntungan maksimal. Misalnya, jika dana Anda tersebar tipis di puluhan instrumen berbeda, hasil optimal dari satu instrumen berisiko tinggi tidak akan berdampak signifikan terhadap portofolio secara keseluruhan. Karenanya, penting untuk tetap menyeimbangkan antara diversifikasi dan fokus pada beberapa instrumen inti.

Tips Melakukan Diversifikasi Portofolio Agar Investasi Lancar

Berikut beberapa tips penting untuk melakukan diversifikasi portofolio secara efektif.

1. Kenali Risk Tolerance

Langkah pertama dalam diversifikasi portofolio adalah mengenali tingkat toleransi risiko Anda. Investor konservatif akan menempatkan dana lebih besar di obligasi dan deposito, sedangkan investor agresif akan fokus di saham atau reksa dana saham. Mengetahui profil risiko membantu Anda memilih model diversifikasi yang sesuai dengan kenyamanan dan tujuan finansial Anda.

2. Tentukan Alokasi Aset

Setelah mengetahui profil risiko, tentukan alokasi aset yang tepat. Sebagai contoh, investor moderat dapat mengalokasikan 40% pada saham, 30% pada reksa dana campuran, dan 30% pada investasi obligasi. Penentuan alokasi yang seimbang inilah yang menjadi dasar strategi diversifikasi portofolio untuk menekan risiko dan memaksimalkan hasil investasi.

3. Lakukan Rebalancing

Nilai instrumen investasi akan berubah seiring waktu, sehingga komposisi alokasi aset dalam portofolio juga akan bergeser. Lakukan rebalancing berkala, misalnya setiap 3 atau 6 bulan, untuk mengembalikan proporsi sesuai strategi awal Anda. Rebalancing juga membantu mengambil keuntungan dari aset yang sudah naik tinggi dan menambah porsi di aset yang sedang turun, menciptakan potensi imbal hasil optimal jangka panjang.

4. Tetap Fokus pada Tujuan Investasi

Apapun strategi dan model diversifikasi yang Anda pilih, pastikan untuk selalu fokus pada tujuan investasi jangka panjang. Jangan tergoda untuk terus mengubah strategi hanya karena terpengaruh sentimen pasar sesaat. Disiplin pada tujuan membantu Anda tetap tenang dalam menghadapi volatilitas dan menjaga pertumbuhan aset sesuai rencana.

Diversifikasi portofolio adalah strategi penting untuk mengoptimalkan hasil investasi sambil meminimalkan risiko. Dengan mengalokasikan dana pada berbagai instrumen termasuk investasi obligasi, Anda dapat meraih tujuan keuangan dengan lebih terarah dan aman.

Bersama Aplikasi DBS digibank, Maksimalkan Peluang Investasi Setiap Saat!

Jika Anda ingin berinvestasi dengan mudah dan aman, gunakan Aplikasi DBS digibank. Melalui aplikasi ini, Anda dapat mendiskusikan tren terkini bersama tim ahli untuk merancang strategi finansial yang tajam. Tersedia pula panduan dari advisor, notifikasi pasar, dan kelas edukasi finansial yang membantu Anda meningkatkan literasi investasi. Dengan Aplikasi DBS digibank, Anda bisa menangkap momentum pasar 24/7 karena tim ahli selalu proaktif memberikan insight dan strategi terkurasi sesuai kebutuhan Anda.

Jual beli Obligasi Pemerintah pun tersedia dan dapat dilakukan hanya melalui satu Aplikasi DBS digibank. Obligasi ini dijamin oleh pemerintah, memberi Anda rasa aman dalam menumbuhkan dana. Anda juga berpotensi memperoleh pendapatan tetap dari pembayaran kupon atau imbal hasil secara berkala, dengan pembelian mulai dari Rp1 juta saja, sangat terjangkau untuk siapa pun yang ingin memulai.

Mulailah investasi obligasi sekarang melalui Aplikasi DBS digibank dan optimalkan portofolio Anda di sini

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: