Gokil!! Warren Buffett Rayakan Kemenangan Investasi di Coca-Cola yang Capai Rp381 Triliun!
Dalam surat tahunannya kepada pemegang saham Berkshire Hathaway, Warren Buffett merayakan keunggulan Coca-Cola. Namun, ia dengan jelas menyinggung Presiden Joe Biden, dan mengungkapkan rasa frustrasinya atas salah satu hal yang memalukan dari kapitalisme.
CEO Berkshire ini menggambarkan kemenangan perusahaannya selama bertahun-tahun, ia menyoroti taruhan USD1,3 miliar pada Coca-Cola pada tahun 1994 yang bernilai USD25 miliar (Rp381 triliun) pada akhir tahun 2022.
Buffett mencatat bahwa dividen Coca-Cola telah tumbuh menjadi USD704 juta (Rp10,7 triliun) pada tahun lalu, naik dari USD75 juta pada tahun tahun pertama.
"Pertumbuhan terjadi setiap tahun, sama pastinya dengan ulang tahun. Yang harus saya dan [Wakil Ketua Charlie Munger] lakukan hanyalah mencairkan cek dividen triwulanan Coke. Kami berharap cek tersebut kemungkinan besar akan tumbuh," ujar Buffett mengutip Fortune di Jakarta, Senin (27/2/23).
Investor legendaris itu juga membela pembelian kembali saham. Tahun lalu, pemerintah AS memberlakukan pajak 1% pada mereka, tambahan terakhir untuk Undang-Undang Pengurangan Inflas, dan Biden telah mengisyaratkan dukungan untuk menaikkannya.
Perusahaannya telah menjadi salah satu pembeli kembali AS terbesar dalam beberapa tahun terakhir, membeli kembali hampir USD8 miliar (Rp122 triliun) sahamnya sendiri pada tahun 2022, USD27 miliar (Rp412 triliun) pada tahun 2021, dan sekitar USD25 miliar (Rp381 triliun) pada tahun 2020.
“Ada banyak centimiliuner Berkshire dan, ya, miliarder yang tidak pernah mempelajari angka keuangan kita,” tulisnya. "Mereka hanya tahu bahwa Charlie dan saya, bersama keluarga dan teman dekat kami, terus memiliki investasi yang sangat signifikan di Berkshire, dan mereka memercayai kami untuk memperlakukan uang mereka seperti kami memperlakukan uang kami sendiri."
Buffett juga membidik tipu daya keuangan yang sering dilakukan manajer untuk mengalahkan ekspektasi analis.
“Bahkan angka laba operasi yang kami sukai dapat dengan mudah dimanipulasi oleh manajer yang ingin melakukannya,” ujar Buffett memperingatkan. “Pengrusakan seperti itu sering dianggap canggih oleh CEO, direktur, dan penasihat mereka. Wartawan dan analis juga menerima keberadaannya.”
Dia menyebut aktivitas itu "menjijikkan", seraya menambahkan, "Tidak diperlukan bakat untuk memanipulasi angka: Hanya diperlukan keinginan yang mendalam untuk menipu. 'Akuntansi imajinatif yang berani,' seperti yang pernah dijelaskan oleh seorang CEO tentang penipuannya kepada saya, telah menjadi salah satu hal yang memalukan dari kapitalisme."
Berkshire Hathaway menempati peringkat di antara perusahaan paling dikagumi di AS selama beberapa dekade. Menjalankan perusahaan seperti itu tampaknya berkorelasi dengan umur panjang para CEO, dan Buffett telah menjalankan peran itu selama lebih dari setengah abad.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement