Kredit Foto: Istimewa
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mendorong anak-anak untuk melestarikan permainan tradisional sebagai warisan bangsa di tengah gempuran gedget.
Dirinya juga meminta anak-anak agar belajar dengan giat, membatasi waktu bermain gadget serta mengingatkan akan kebersamaan dan menghormati satu sama lain agar terhindar dari Tindakan bullying antar sesama teman.
Baca Juga: Kemen PPPA Dorong Komitmen Seluruh Pihak Penuhi dan Lindungi Hak Anak
Hal tersebut disampaikan Menteri PPPA saat mengunjungi anak-anak di SMP Negeri 2 Rengat di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau dalam rangkaian Hari Anak Nasional 2025.
"Mengapa kita perlu melestarikan dan memainkan permainan tradisional, sementara saat ini anak-anak sudah aktif menggunakan gadget dan bermain game online? Anak-anakku, game dan gadget memang memiliki sisi positif jika digunakan untuk belajar dan mencari informasi. Tapi, jika tidak digunakan dengan bijak, justru bisa membawa dampak buruk bagi tumbuh kembang kalian," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemen PPPA, Rabu (30/7).
"Nah, untuk membatasi penggunaan gadget yang berlebihan, kita dorong anak-anak untuk kembali memainkan permainan tradisional. Jadi, saat waktu istirahat tiba, bukan bermain gadget atau game online, tapi kalian bisa menikmati permainan tradisional yang tak hanya seru, tapi juga membangun kebersamaan dan kekompakan antar teman," imbuhnya.
Kunjungan pun dilanjutkan ke Panti Asuhan Yayasan Pendidikan Wanita Bhakti Pertiwi, Indragiri Hulu yang merupakan tempat tinggal dan pengasuhan bagi puluhan anak perempuan.
Kunjungan ini merupakan rangkaian dari Jelajah SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) yang telah dilakukan sebelumnya di empat titik lokasi yang bertujuan mendekatkan layanan dan perhatian negara terhadap pemenuhan hak-hak anak, termasuk kelompok rentan.
Pada kesempatan tersebut, Menteri PPPA menyerahkan bantuan kebutuhan spesifik anak dan sejumlah bantuan lainnya yang merupakan dukungan dari Baznas.
Penyerahan bantuan ini merupakan simbol komitmen negara dalam memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal dalam pemenuhan hak-haknya, termasuk anak-anak yang hidup dalam pengasuhan alternatif di panti asuhan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement