Nickel Industries Raih Prestasi ESG di IntechSEA 2025 Berkat Solusi Energi dan Kelautan
Kredit Foto: Istimewa
Komitmen Nickel Industries Limited (NIC) dalam mendorong keberlanjutan tambang dan industri nikel di Indonesia kembali mendapat pengakuan nasional dalam ajang Innovation Technology for Social and Environmental Awards (IntechSEA) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Hasanuddin di Makassar pada 31 Juli – 1 Agustus 2025.
Melalui anak-anak perusahaannya yang beroperasi di Kabupaten Morowali, yakni PT Hengjaya Mineralindo (HM), PT Hengjaya Nickel Industries (HNI), PT Ranger Nickel Industries (RNI), serta PT Oracle Nickel Industries (ONI), sejumlah program inovatif berhasil meraih penghargaan di berbagai kategori, khususnya Energi (Platinum, Gold, dan Silver) serta Kemaritiman (Platinum).
Chrisma Virginia, perwakilan Sustainability PT Hengjaya Mineralindo, menyampaikan bahwa perusahaan telah mempresentasikan inovasi kemaritiman kepada dewan penilai IntechSEA 2025, khususnya terkait program restorasi terumbu karang yang sukses dijalankan bersama Universitas Halu Oleo.
“Di ajang IntechSEA 2025, kami berbagi pencapaian program kemaritiman yang melibatkan Universitas Halu Oleo, Pemerintah Desa Tangofa, dan Pulau Bapa. Bersama masyarakat, kami berhasil menanam lebih dari 8.600 bibit karang dengan metode inovatif seperti Mini Artificial Reef dan Spiral Patch Reef. Tak hanya memulihkan ekosistem laut, program ini juga membentuk kelompok pelestari pesisir yang mendorong konservasi berkelanjutan. Ini menjadi bukti bahwa perusahaan tambang bisa berperan aktif menjaga laut sekaligus membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat, selaras dengan SDGs 11, 13, 14, dan 17,” kata Chrisma.
InTechSEA 2025 atau Innovation Technology for Social and Environmental Awards adalah sebuah platform nasional yang digagas oleh Universitas Hasanuddin sebagai ajang penghargaan yang menghubungkan teknologi inovatif dengan manfaat sosial dan lingkungan.
Berlangsung dengan tema utama “Teknologi Inovatif untuk Kesejahteraan Sosial dan Harmoni Lingkungan”, InTechSEA menyatukan para inovator, akademisi, pemerintah, dan pelaku industri untuk memamerkan solusi teknologi yang berdampak positif dalam pelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar perusahaan.
Mario Baharudin, RKEF Manager dari Nickel Industries Limited (NIC) juga menyampaikan bahwa anak perusahaan NIC lainnya seperti HNI, RNI, dan ONI juga ikut serta dalam menunjukkan inovasi hijaunya di bidang energi sebagai wujud komitmen NIC dalam mendukung target net zero emissions tahun 2050,
“Pada momen IntchSEA tahun 2025, HNI & RNI menunjukkan program – program bertajuk E-POWER (Electrified Wheel Loader Optimisation for Warehouse-Apron Efficiency and Reduction) dan EXCA Ekonomis (Excavator Elektrik – Kinerja Optimal Nilai Omset Istimewa) yang secara signifikan telah menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan meningkatkan efisiensi biaya energi hingga 80%. Sedangkan ONI, mengusung program GASKITA (Gas Kalorik Terintegrasi Kiln dan Tata Udara untuk Efisiensi Energi dan Keberlanjutan) dengan sukses menurunkan emisi GRK hingga 68% dari penurunan konsumsi batubara dan menghemat biaya operasional perusahaan yang mendukung pencapaian SDG 7, 12, dan 13,” kata Mario.
Seluruh inisiatif yang digaungkan oleh NIC dalam ajang IntechSEA 2025 telah menunjukkan bahwa transformasi industri ekstraktif menuju ekonomi hijau dan rendah karbon bukan lagi sekadar wacana. Melalui pendekatan inovatif, berbasis data, serta pemberdayaan masyarakat lokal, NIC dan seluruh entitas operasionalnya telah memperkuat posisi NIC sebagai pelopor praktik pertambangan berkelanjutan dan produsen nikel rendah karbon di Indonesia.
Muchtazar, Head of Sustainability Nickel Industries Limited (NIC), menegaskan bahwa inovasi-inovasi berkelanjutan yang dijalankan NIC merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi di sektor pertambangan nikel. Menurutnya, upaya transisi tidak cukup hanya menjadi jargon, tetapi harus diterjemahkan ke dalam tindakan konkret di seluruh rantai operasional.
"Di Nickel Industries, kami percaya bahwa transisi energi bukan sekadar tujuan jangka panjang, melainkan proses yang harus dibangun dari sekarang melalui aksi nyata di lapangan. Kami mengimplementasikan berbagai inovasi berkelanjutan—mulai dari elektrifikasi alat berat, pemanfaatan energi bersih dari gas buang, efisiensi energi dalam proses produksi, hingga konservasi laut berbasis komunitas. Seluruh upaya ini kami jalankan secara terukur untuk mengurangi emisi karbon, memperbaiki kualitas lingkungan, serta menciptakan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal. Komitmen ini menjadi bukti bahwa pertumbuhan industri nikel dapat berjalan selaras dengan keberlanjutan dan target global menuju net zero emissions,” kata Muchtazar.
Dengan torehan prestasi di ajang IntechSEA 2025, Nickel Industries Limited menegaskan perannya sebagai pelaku utama dalam transformasi industri nikel yang lebih hijau dan inklusif. Komitmen terhadap keberlanjutan, inovasi teknologi, serta kolaborasi lintas sektor menjadi fondasi kuat bagi NIC dalam menjawab tantangan global menuju net zero emissions. Ke depan, NIC akan terus mendorong solusi yang tidak hanya mengoptimalkan efisiensi operasional dan menurunkan emisi, tetapi juga memberikan dampak sosial dan lingkungan yang nyata bagi masyarakat Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement