Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Arah Suku Bunga Direvisi, Data Ekonomi Terbaru Bikin Anjlok Dolar AS

Arah Suku Bunga Direvisi, Data Ekonomi Terbaru Bikin Anjlok Dolar AS Kredit Foto: Antara/Putu Indah Savitri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (AS) jatuh tajam pada Jumat (1/8). Ia mencatatkan penurunan harian terbesar terhadap yen dalam beberapa waktu terakhir, setelah laporan pekerjaan terbaru menunjukkan adanya pelemahan ekonomi dari Negeri Paman Sam.

Dilansir dari Reuters, Senin (4/8), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama termasuk yen dan euro, turun 1,23% ke 98,80. Ia merupakan level terendah dalam beberapa minggu terakhir.

Baca Juga: Inflasi Medis Meroket, Industri Asuransi Tertekan Imbas Kenaikan Klaim

AS diguncang data bahwa ekonomi hanya menambah 73.000 pekerjaan di Juli. Revisi data bulan sebelumnya juga memperparah sentimen, dengan jumlah pekerjaan yang ditambahkan direvisi turun drastis dari 147.000 menjadi hanya 14.000. Sementara itu, tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,2%.

“Ini jauh lebih buruk dari yang diperkirakan siapa pun, dan revisi tajam data bulan lalu jadi pukulan tambahan,” ujar Direktur Perdagangan Monex, Helen Given.

Pasar langsung bereaksi terhadap data ini, dengan para trader meningkatkan proyeksi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Saat ini, pelaku pasar memprediksi pemangkasan suku bunga sebesar 63 basis poin hingga Desember. Pemangkasan pertama kini diperkirakan terjadi pada pertemuan bulan dari September.

Namun, Ketua The Fed Jerome Powell telah menyampaikan nada hawkish dengan menyatakan bahwa bank sentral tidak terburu-buru memangkas suku bunga, terutama di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan tarif yang dapat kembali mendorong inflasi dalam beberapa bulan ke depan.

Adapun Gubernur The Fed, Adriana Kugler mengundurkan diri. Di sisi lain, pemerintah setempat juga mengejutkan pasar dengan pemecatan sosok dari Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, Erika McEntarfer.

Given menambahkan pertanyaan seputar apakah bank sentral akan benar-benar memangkas suku bunga kini sangat bergantung pada data ketenagakerjaan bulan Agustus.

“Powell menyebutkan kita akan melihat dua laporan tenaga kerja sebelum pertemuan berikutnya. Karena laporan pertama ini sangat negatif, laporan bulan depan akan jadi penentu utama kebijakan,” kata Given.

Baca Juga: Tips Perencanaan Keuangan, Begini Cara Generasi Sandwich Rancang Masa Depan Aman

Pelemahan dolar yang berkelanjutan akan semakin mungkin terjadi jika bank sentral mengadopsi sikap lebih dovish, meskipun mata uang tersebut sempat menguat dalam beberapa pekan terakhir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: