BCA Kembangkan Wirawisata Goa Pindul Sebagai Destinasi Berkelanjutan
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di kawasan Wirawisata Goa Pindul, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Hal tersebut dilakukan melalui pengembangan Program Rumah Pangan Hidup (RPH) di kawasan Wirawisata Goa Pindul di bawah payung Desa Bakti BCA untuk pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan komunitas masyarakat desa.
Baca Juga: Profil Henry Panjaitan, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri
Sejak 2024, Bakti BCA menginisiasi RPH di Wirawisata Goa Pindul dengan tujuan meningkatkan penghematan belanja rumah tangga melalui program berbasis komunitas yang berorientasi pada ketahanan pangan keluarga. Dengan penghematan belanja sayur dan bahan pangan lainnya, anggaran masyarakat dapat dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan dasar lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, atau belanja produktif lainnya.
Memanfaatkan lahan pekarangan dan area desa, RPH berfokus pada ketahanan pangan keluarga, juga sebagai langkah aksi pelestarian lingkungan. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Bakti BCA secara terus-menerus ini antara lain melibatkan penguatan kapasitas masyarakat lokal, pembentukan kepengurusan, kelembagaan, serta integrasi RPH dengan potensi wisata desa. Selain itu, program ini juga menerapkan ekonomi sirkular untuk mengelola limbah menjadi sumber daya produktif.
Direktur BCA Antonius Widodo menyampaikan, Rumah Pangan Hidup merupakan langkah nyata perseroan dalam mendukung pemberdayaan desa wisata dan penerapan prinsip ekonomi sirkuler.
"Kami berharap, program ini tidak hanya memberikan dampak sosial pada kemandirian pangan di Wirawisata Goa Pindul, tetapi juga dapat menggerakkan perekonomian lokal secara berkelanjutan," ucapnya, dikutip dari siaran pers BCA, Senin (4/8).
Guna mendukung keberlanjutan program, Bakti BCA turut melakukan pembinaan terkait budidaya sayur, umbi, buah, ikan, dan ayam, mendukung kelembagaan dan terbentuknya kepengurusan, pelatihan pengelolaan keuangan, serta memberi dukungan infrastruktur berupa “Rumah Bibit” yang dimanfaatkan sebagai kebun semai dan kebun bibit. Bantuan ini tidak hanya menjadi sarana pembibitan tanaman pangan, tetapi juga media edukasi dan konservasi pendukung aktivitas wisata berbasis pertanian. Fasilitas ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas kelompok binaan dan memperluas manfaat program hingga menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Selain Wirawisata Goa Pindul, Bakti BCA juga telah menerapkan program Rumah Pangan Hidup di tiga Desa Bakti BCA lainnya, yaitu Kampung Adat Nagari Sijunjung (Sumatera Barat), Desa Wisata Limbongan (Bangka Belitung), dan Desa Wisata Hijau Bilebante (Nusa Tenggara Barat). Masyarakat pengelola Rumah Pangan Hidup diberi pelatihan dengan metode Sekolah Lapangan yang memiliki 19 modul dan dilatih oleh fasilitator dengan pendampingan langsung (live in) selama 10 bulan.
Sepanjang 2024, program Sekolah Lapangan yang diikuti oleh 110 peserta dan turut berdampak terhadap lebih dari 300 masyarakat penerima manfaat, dengan 78% di antaranya adalah perempuan. Melalui program ini, penduduk Desa Bakti BCA menanam 50.581 bibit tanaman dan memperoleh hasil panen setara dengan Rp86,6 juta atau 50% anggaran belanja sayur. Tak hanya itu, program ini juga berhasil mengurangi limbah desa melalui pengelolaan 66,8 ton sampah organik dan 814,8 kg sampah anorganik menjadi media tanam dan pupuk alami.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement