Kredit Foto: Antara/Putu Indah Savitri
Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pemulihan tipis pada Senin (4/8). Hal ini terjadi setelah pekan lalu diguncang oleh serangkaian peristiwa besar yang melemahkan posisi greenback mulai dari laporan ketenagakerjaan yang mengecewakan, pengunduran diri anggota dewan bank sentral, serta pemecatan pejabat statistik utama oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dilansir dari Reuters, Selasa (5/8), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya naik 0,1% ke 98,77. Kenaikan ini mencerminkan konsolidasi setelah tekanan jual signifikan dalam beberapa hari sebelumnya.
Laporan ketenagakerjaan bulan lalu menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja jauh di bawah ekspektasi, sementara data untuk dua bulan sebelumnya direvisi turun sebanyak 258.000 pekerjaan, menandakan kemerosotan tajam dalam pasar tenaga kerja dari AS.
Trump juga menambah ketidakpastian dengan memecat sosok dari Komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Erika McEntarfer. Hal ini menyusul tuduhannya kepada sang komisaris yang diduga telah memalsukan data pekerjaan.
Adapun Gubernur Federal Reserve (The Fed) Adriana Kugler secara tiba-tiba mengundurkan diri dan membuka peluang bagi pemerintah untuk menanamkan pengaruh lebih besar dalam bank sentral lebih awal dari yang diperkirakan. Trump sendiri diketahui telah lama berselisih dengan lembaga ini karena tidak segera menurunkan suku bunga.
Direktur Perdagangan Monex, Juan Perez, mengatakan bahwa tanda-tanda perlambatan ekonomi salah satu negara dengan perekonomian terbesar ini kini semakin jelas.
“AS tampaknya mengalami perlambatan lintas sektor, di tengah ketidakpastian manfaat dari kebijakan relokasi produksi luar negeri,” katanya.
Ia menambahkan bahwa data ini membuka peluang besar bagi bank sentral untuk segera memangkas suku bunga. Saat ini, pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 84% di September 2025.
Baca Juga: Frustasinya Donald Trump Soal Belum Turunnya Suku Bunga AS
Meski demikian, analis memperingatkan bahwa penguatan dolar saat ini bisa bersifat sementara, karena ketidakpastian kebijakan dan kondisi ekonomi yang mulai melemah kemungkinan akan kembali menekan mata uang tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement