Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS Ungkap Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II 2025

BPS Ungkap Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II 2025 Kredit Foto: Cita Auliana
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% secara tahunan (year on year/yoy), ditopang oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor. Produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp5.947 triliun, sementara atas dasar harga konstan mencapai Rp3.396,3 triliun.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2025 dibandingkan triwulan II 2024 tumbuh sebesar 5,12 persen,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam Rilis Berita Resmi Statistik di Jakarta, Selasa (5/8/2025). Secara kuartalan, ekonomi tumbuh 4,04% (quarter to quarter).

Seluruh lapangan usaha mencatat pertumbuhan positif. Lima sektor utama penyumbang 63,59% total PDB yakni industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa lainnya sebesar 11,31%, didorong oleh lonjakan kunjungan ke tempat wisata selama libur panjang dan hari besar keagamaan.

Baca Juga: BPS Ungkap Nilai Impor Juni 2025 Naik 4,28%, Didominasi Barang Modal

Lapangan usaha jasa perusahaan serta transportasi dan pergudangan masing-masing tumbuh 9,31% dan 8,52%. Sumber pertumbuhan terbesar berasal dari industri pengolahan yang menyumbang 1,13%, diikuti perdagangan (0,70%), informasi dan komunikasi (0,53%), serta konstruksi (0,47%).

Industri pengolahan tumbuh signifikan seiring meningkatnya permintaan dalam negeri dan luar negeri. Sub-sektor makanan dan minuman tumbuh 6,15% terutama didorong oleh produk seperti CPO, minyak goreng, dan makanan-minuman olahan lainnya.

Baca Juga: Bappenas Usulkan MoU PII–BPS untuk Ekonomi Tumbuh 8%

“Industri makanan dan minuman tumbuh 6,15% didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan luar negeri,” kata Edy.

Industri logam dasar mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 14,91%, disusul industri kimia, farmasi, dan obat tradisional sebesar 9,39%, seiring meningkatnya permintaan dari pasar global dan lokal.

Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif, kecuali konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama PDB dengan kontribusi 54,25% dan pertumbuhan 4,97% yoy, mencerminkan daya beli masyarakat yang tetap kuat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: