Sarirasa Group Ekspansi ke Eropa: Sate House Senayan Bawa Cita Rasa Indonesia ke Amsterdam
Kredit Foto: Istimewa
Amsterdam akan diramaikan oleh gurihnya aroma sate dan merdunya alunan gamelan pada Agustus 2025. Setelah lebih dari 50 tahun menghidupi masyarakat Indonesia, Sarirasa Group menghidupkan kembali brand Sate House Senayan dengan tekad besar untuk melangkah ke kancah global, menjadikan kuliner Indonesia sebagai identitas budaya yang mendunia.
Bermula sebagai bisnis keluarga sejak 1974, Sarirasa telah menjadi pelopor dalam mengangkat citra hidangan Nusantara dari yang semula dikenal sebagai makanan jalanan menjadi hidangan restoran berkualitas. Keberhasilan brand seperti Sate Khas Senayan, TeSaTe, TeKoTe, Gopek, hingga Pantura membuktikan komitmen Sarirasa dalam mempertahankan keaslian rasa Indonesia dengan sentuhan modern. Kini, dengan semangat yang tak kalah besar, Sarirasa membawa misi baru: memperkenalkan Indonesia ke dunia melalui brand globalnya, Sate House Senayan.
Baca Juga: Agenda Kenegaraan Sepanjang Agustus 2025, Ada Pesta Rakyat Hadirkan Kuliner Gratis dari UMKM
Awal Perjalanan Internasional di Sate House Senayan Canggu
Langkah pertama ekspansi global ini ditandai dengan pembukaan Sate House Senayan Canggu pada Desember 2024. Canggu, Bali yang dikenal sebagai salah satu melting pot wisatawan dan ekspatriat global, dipilih sebagai lokasi strategis untuk memperkenalkan format internasional dari Sate Khas Senayan.
Dengan tetap mengakar pada originalitas dan cita rasa Sate Khas Senayan, namun dengan kemasan internasional, Sate House Senayan Canggu berhasil menyatukan sebuah pengalaman kuliner yang inovatif dengan narasi budaya yang kaya dan menu yang dikurasi dengan telaten untuk lidah Internasional. Hidangan khas Indonesia tetap tampil sebagai bintang utama, sementara kreasi koktail yang terinspirasi dari minuman tradisional—seperti bir pletok, es teler, atau rempah-rempah lokal seperti temulawak—menjadi daya tarik tersendiri bagi pasar internasional. Respon yang diterima sangat positif dan memperkuat keyakinan bahwa rasa Indonesia punya tempat dihati masyarakat dunia.
Baca Juga: Fesyen dan Kuliner RI Telah Jadi Indentitas Kreatif yang Mendunia
Menuju Eropa: Sarirasa Europe dan Sate House Senayan di Belanda
Setelah sukses di Bali, langkah selanjutnya adalah pembukaan gerai Sate House Senayan di Reestraat 11 Amsterdam pada Agustus 2025 yang sekaligus menjadi outlet ke 80. Untuk mendukung ekspansi ini, Sarirasa mendirikan Sarirasa Europe, anak perusahaan yang akan mengelola operasional di wilayah Eropa. Belanda dipilih bukan hanya karena kedekatan historis dan jumlah diaspora Indonesia yang besar, tetap juga karena pasar kuliner Eropa mulai terbuka pada makanan autentik dari Asia Tenggara.
Bukan sekadar ekspansi, ini adalah sebuah undangan pulang kampung bagi diaspora, dan bagi para pecinta kuliner dunia untuk mengenal Indonesia. Melalui Sate House Senayan di Belanda, visi ini menjadi nyata: sebuah jembatan antar dunia yang dibangun bukan dari baja atau beton, melainkan dari rempah, cerita, dan kenangan.
Ekspansi ini dipimpin oleh Stephan Tanaja, CEO Sarirasa Internasional, yang membawa visi global dan pemahaman mendalam tentang pasar kuliner internasional. Menurut Stephan, “Sate House Senayan bukan sekadar restoran, tetapi juga perwakilan budaya. Kami ingin memperkenalkan lebih dari sekadar makanan, tetapi juga cerita, nilai dan identitas Indonesia.”
Begitu melangkah masuk ke Sate House Senayan di Amsterdam, nuansa Indonesia perlahan menyambut dengan hangat. Sentuhan mebel dari kayu Jepara, kain-kain tradisional, serta elemen dekorasi yang dikurasi secara saksama menghadirkan cerita dari berbagai penjuru Nusantara—dari Jawa hingga Bali dan wilayah lainnya. Batik klasik berpadu indah dengan desain modern, menciptakan suasana yang tak sekadar estetis, tapi juga emosional—seolah mengajak setiap tamu untuk "pulang" ke Indonesia.
Sepiring Sate Ayam Ponorogo terasa seperti undangan untuk berhenti sejenak, merasakan kehangatan budaya, dan menjelajahi Indonesia lewat rasa dan kenangan yang dibawa dalam setiap gigitannya.
Kuliner Sebagai Sarana Diplomasi Budaya
Sarirasa menyadari bahwa kuliner adalah bagian penting dari diplomasi budaya. Oleh karena itu, ekspansi global ini tidak hanya fokus pada makanan tetap juga disertai dengan upaya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui kain tradisional, seni rupa, kriya hingga pertunjukan.
Sate House Senayan akan dikembangkan sebagai ruang budaya tempat masyarakat internasional bisa mengenal budaya Indonesia tidak hanya lewat rasa, namun juga lewat visual, suara dan pengalaman. Dekorasi restoran akan mengangkat tema khas daerah, cinderamata yang mengangkat produk kerajinan asli Indonesia dan berbagai acara kolaboratif seperti pameran seni hingga pertunjukan budaya secara berkala.
Untuk menyukseskan misi ini, Sarirasa menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan berbagai pihak mulai dari kementerian terkait, KBRI/KJRI, asosiasi diaspora, hingga komunitas budaya dan tokoh kuliner Indonesia. Sarirasa berharap bisa menjadi bagian dari ekosistem diplomasi budaya Indonesia di luar negeri, sekaligus membuka peluang bagi pelaku kreatif tanah air untuk tampil di panggung internasional melalui medium kuliner.
Baca Juga: Kementerian Ekraf Semakin Perkuat Ekosistem Kuliner Halal RI di Pasar Gobal
Dari 51 Menuju 100 Tahun dengan Visi Berkelanjutan
Bagi Sarirasa, ulang tahun ke-51 bukan hanya perayaan masa lalu, tetapi juga penanda awal dari sebuah babak baru. Harapan untuk mencapai usia 100 tahun Sarirasa bukanlah utopia, melainkan sebuah komitmen untuk terus menjadi penjaga warisan kuliner Indonesia, sekaligus pelopor dalam membawa rasa Indonesia mendunia.
“Kami percaya bahwa makanan yang baik selalu membawa cerita. Dan lewat cerita-cerita inilah kita membangun pemahaman lintas budaya,” tutup Benny Hadisurjo, Direktur Sarirasa Group.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement