Kredit Foto: Kementerian ESDM
Harga minyak dunia merosot ke level terendah dalam lebih dari dua bulan pada Rabu (13/8). Hal ini dipicu proyeksi pasokan yang bearish dariBadan Energi Internasional (IEA) dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Kamis (14/8), Minyak Brent ditutup turun 0,7% menjadi US$65,63. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,8% ke US$62,65.
Baca Juga: Usaha Minyak Jelantah di Kopdes Syariah Mekar Jaya Jadi Inovasi Menjanjikan
Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) melaporkan stok minyak mentah naik 3 juta barel menjadi 426,7 juta barel. Impor bersih minyak mentah naik 699.000 barel per hari pekan lalu.
“Ekspor minyak mentah saat ini masih di bawah rata-rata, tertekan oleh hambatan tarif, dan jika tren ini berlanjut, harga bisa semakin melemah,” kata Mitra Again Capital, John Kilduff.
IEA menaikkan perkiraan pertumbuhan pasokan minyak tahun ini namun menurunkan proyeksi permintaan global.
Sementara Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC+) justru menaikkan proyeksi permintaan minyak global untuk tahun depan dan memangkas perkiraan pertumbuhan pasokan dari Amerika Serikat. Hal ini mengindikasikan potensi pasar yang lebih ketat.
Trump juga menjadi sorotan karena dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Keduanya untuk membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina.
Trump mengatakan dirinya akan memberikan konsekuensi tegas jika tak ada kesepakatan di Alaska. Meski demikian, ia enggak memberikan rincian terkait hal itu. Namun dirinya juga membuka peluang pertemuan lanjutan yang melibatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement