Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Siapkan Struktur Pasar Baru untuk Lindungi Penggilingan Kecil

Pemerintah Siapkan Struktur Pasar Baru untuk Lindungi Penggilingan Kecil Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan pemerintah akan membangun struktur pasar baru guna menekan praktik monopoli harga dan menjaga keberlangsungan usaha penggilingan padi skala kecil. Langkah ini diambil di tengah persaingan tidak seimbang antara penggilingan besar dan kecil, yang dinilai mempengaruhi harga gabah dan beras di pasar.

“Kapasitas penggilingan kecil mencapai 116 juta ton, sementara produksi padi nasional hanya 65 juta ton per tahun. Banyak kapasitas menganggur,” ujar Amran di Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Data Kementan mencatat terdapat 161 ribu penggilingan kecil, 7.300 penggilingan menengah, dan 1.065 penggilingan besar, dengan total kapasitas giling nasional mencapai 165 juta ton per tahun.

Baca Juga: Aksi Mentan Bongkar Oplosan Bikin Pasar Tradisional Hidup Lagi

Persaingan harga, menurut Amran, kerap dimenangkan penggilingan besar yang membeli gabah dengan harga lebih tinggi. Praktik ini diperparah penyalahgunaan label beras premium dan medium. “Beras yang seharusnya dijual Rp12 ribu dijual Rp17 ribu. Polisi sudah membuktikan pelanggaran ini,” tegasnya.

Ia menambahkan, mayoritas serapan gabah dilakukan oleh swasta yang menguasai 92 persen pasar, sementara Perum Bulog hanya menyerap 8 persen. “Jangan menyalahkan Bulog jika harga naik, karena serapan mereka kecil dibanding swasta,” kata Amran.

Baca Juga: Stok Pupuk Subsidi Melimpah, Kementan Minta Petani Optimalkan

Penurunan harga gabah mulai terpantau di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Lampung, usai rapat koordinasi Kementan dan Bulog pada Kamis (14/8/2025). Namun, harga di Sumatera Utara masih bertahan tinggi.

Musim panen turut mempengaruhi dinamika harga. Sekitar 70 persen produksi padi terjadi pada Januari–Juni, saat sebagian besar harga gabah berada di bawah HPP Rp6.500 per kilogram. Persaingan memuncak pada semester kedua ketika produksi turun menjadi sekitar 10 juta ton per periode, sedangkan kapasitas giling tetap besar.

“Insyaallah harga beras akan terus turun. Stok cukup dan operasi pasar berjalan,” tutup Amran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: