Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Citi Indonesia Catat Laba Rp1,3 Triliun, Siapkan Strategi Paruh Kedua 2025

Citi Indonesia Catat Laba Rp1,3 Triliun, Siapkan Strategi Paruh Kedua 2025 Kredit Foto: Azka Elfriza
Warta Ekonomi, Jakarta -

Citi Indonesia membukukan laba bersih Rp1,3 triliun pada semester I/2025, didorong kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 11 persen. Untuk menjaga momentum, perseroan menyiapkan lima strategi utama menghadapi paruh kedua tahun ini.

Chief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia, Batara Sianturi, menyatakan capaian laba tersebut menunjukkan tren positif di tengah kondisi pasar yang dinamis.

“So, posting Rp1,3 triliun laba bersih untuk 6 bulan pertama itu, I think we are pleased dengan momentumnya. Apalagi top line growth-nya itu sekitar 11 persen net interest income. Dan kita berharap akan ada beberapa momentum ke depan yang akan mendorong pertumbuhan di semester kedua,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (21/8/2025).

Baca Juga: Citi Indonesia Raup Laba Bersih Rp1,33 Triliun pada Semester I 2025

Batara memaparkan strategi pertama adalah memanfaatkan pelemahan indeks dolar (DXY) yang saat ini berada di level 98. Kondisi ini membuka ruang bagi bank sentral negara berkembang memangkas suku bunga, termasuk Indonesia dan Filipina yang memiliki imbal hasil obligasi riil tertinggi di kawasan.

Kedua, disiplin fiskal Indonesia yang terjaga di bawah defisit 3 persen mendapat afirmasi dari lembaga pemeringkat S&P dengan peringkat BBB/A2 dan outlook stabil pada Juli 2025. “Bond investors like that commitment,” kata Batara.

Ketiga, kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin dinilai langkah tepat untuk mendorong konsumsi. Penurunan tersebut berimbas pada suku bunga pinjaman, biaya pendanaan, hingga kurva operasi pasar terbuka.

Baca Juga: 20 Tahun Global Community Day, Citi Indonesia Berdayakan Generasi Muda Tangguh Finansial

Keempat, normalisasi real policy rate atau selisih antara BI rate dengan inflasi inti yang sebelumnya mencapai 293 basis poin. Dengan pemangkasan suku bunga, level itu bergerak ke kisaran normal 200–230 basis poin.

Strategi kelima adalah memanfaatkan potensi meningkatnya aliran dana ke pasar obligasi Indonesia. Batara menilai imbal hasil riil yang menarik serta struktur biaya swap yang terjaga menjadi insentif tambahan. “Ini memberikan insentif lagi untuk inflow into the bond market,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: