Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ide Ambilalih BCA, Ekonom Senior: Ide Sesat dan Tidak Waras

Ide Ambilalih BCA, Ekonom Senior: Ide Sesat dan Tidak Waras Kredit Foto: Instagram/Didik Junaedi Rachbini
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Sasmito Hadinegoro, mendorong Presiden Prabowo Subianto segera mengambil langkah konkret dalam menyelamatkan uang negara terkait megaskandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Salah satu langkah yang ia soroti adalah pengambilalihan kembali 51 persen saham Bank Central Asia (BCA).

Menurut Sasmito, pemerintah memiliki dasar hukum untuk melakukan pengambilalihan tersebut tanpa harus mengeluarkan dana.

Menurut ekonom senior INDEF dan Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini menilai narasi itu berbahaya dengan aksi pengambilalihan paksa BCA.

Berikut pandangan Didik:

Narasi Berbahaya, Ambil Alih Paksa BCA

Ada saja akhir-akhir ini narasi dan ide berbahaya yang tidak waras. Tidak ada angin, tidak ada sebab, tiba-tiba ada narasi dan usul yang datang dari partai politik (PKB) dan dpr agar pemerintah mengambil alih paksa saham BCA.

Ide “hostile take over” seperti ini jika digiring ke politik dan kekuasaan sangat berbahaya karena jika diteruskan sistem ekonomi politik Indonesia akan rusak dan menjadi hutan rimba, yang menyesatkan.

Semestinya ide tersebut tidak perlu dindahkan oleh presiden karena akan merusak tatanan perbankan. Setelah restrukturisasi yang melelahkan dan bahkan menyakitkan,. Kondisi perbankan sebenarnya sudah bertransformasi cukup kuat. Ini merupakan kebijakan sistem keuangan dan perbankan pasca reformasi. Narasi sesat yang bergulir ini akan merusak sistem yang sudah berkembang baik selama ini.

Kita ingat krisis nilai tukar pada tahun 1998 menghancurkan perbankan yang sangat rapuh ketika itu. Namun krisis merupakan cambuk untuk memberbaiki tatanan perbankan melalui restrukturisasi dan perbaikan arsitektur kelembagaan perbankan agar semakin kuat.

Hasilnya cukup baik dan sangat mengesankan. Krisis hebat ekonomi global tahun 2008 pasar modal ambruk lebih buruk daripada tahun 1998.

Namun perbankan sudah lebih kuat dan tahan terhadap guncangan krisis tersebut. Krisis covid 2019 juga menguncang ekonomi dunia, tetap perbankan tetap tegak berdisi, meskipun LAR-nya naik dua kali lipat. Begitu covid usai perbanknan normal kembali.

Kini ada ide sesat, tidak wajar dan bisa dianggap tidak waras untuk mengusik dunia perbankan agar bank swasta diambil alih oleh negara.

Jika ini dilakukan, maka kepercayaan pasar akan runtuh. Bank tidak akan dipercaya dan tidak bakal ada yang menyarankan investasi di BCA lagi.

Saham BCA dipercaya publik karena pengelolaannya baik dan mutlak harus transparan karena merupakan bank publik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: