Pertama di Indonesia, RS Pondok Indah Raih Validasi HIMSS EMRAM Tingkat 7
Kredit Foto: Istimewa
RS Pondok Indah Group terus memperkuat komitmennya dalam menghadirkan layanan kesehatan unggulan, dengan menerapkan mutu, keselamatan, dan kenyamanan pasien sebagai prioritas utama.
Tahun ini, RS Pondok Indah Group berhasil menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang memperoleh validasi HIMSS Electronic Medical Record Adoption Model (EMRAM) Tingkat 7 berkat penerapan transformasi digital yang konsisten dan berkelanjutan. Pencapaian ini menandai penerapan digitalisasi secara menyeluruh di RS Pondok Indah – Pondok Indah, RS Pondok Indah – Puri Indah, dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
HIMSS EMRAM Tingkat 7 adalah level tertinggi metodologi untuk menilai kematangan digital (digital maturity) rumah sakit di seluruh dunia demi meningkatkan performa pelayanan kesehatan. Hingga saat ini di Indonesia, hanya tiga rumah sakit di bawah naungan RS Pondok Indah Group yang berhasil meraih validasi EMRAM Tingkat 7 dari HIMSS.
dr. Yanwar Hadiyanto, MARS, Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group mengatakan, “Pencapaian HIMSS EMRAM Tingkat 7 mencerminkan komitmen kami dalam menghadirkan layanan kesehatan terbaik melalui digitalisasi menyeluruh dan berkesinambungan."
"Kami memastikan sistem informasi rumah sakit dan perangkat medis digital semakin terintegrasi. Dengan membangun infrastruktur digital serta sistem yang andal dan aman, memperkuat kolaborasi antar tim, dan memanfaatkan data secara proaktif, kami berharap dapat semakin mengoptimalkan kualitas pelayanan dan peningkatan upaya keselamatan pasien," tambahnya.
Penerapan transformasi digital terwujud dalam sistem informasi rumah sakit yang paperless, penerapan prinsip data governance untuk keamanan, kerahasiaan, dan pengelolaan data rekam medis elektronik (RME) pasien.
Dengan semakin bergantungnya keberlangsungan layanan kesehatan terhadap ketersediaan sistem digital, RS Pondok Indah Group telah membangun infrastruktur digital yang solid sehingga sistem selalu tersedia dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun.
Salah satu tonggak penting adalah otomatisasi pencatatan tanda-tanda vital (vital signs) serta konektivitas perangkat medis yang langsung terhubung ke sistem informasi rumah sakit. Integrasi ini memungkinkan data dari perangkat tercatat secara otomatis ke RME tanpa input manual.
Data medis direkam dalam format yang terstruktur dan terstandardisasi, sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan menyediakan akses tim medis terhadap data dan informasi penting kapan pun diperlukan, membantu dokter membuat keputusan terkait rencana perawatan pasien berdasarkan riwayat medisnya, meminimalisir risiko kesalahan dalam perawatan pasien, serta meningkatkan kerahasiaan dan keamanan data pasien.
Keterlibatan pasien (patient engagement) menjadi landasan utama transformasi yang dijalankan oleh RS Pondok Indah Group. Inovasi terkait patient engagement yang diinisiasi oleh RS Pondok Indah Group salah satunya diterapkan melalui Smart Medical Broadcaster (SMB).
SMB digunakan di kamar rawat inap memungkinkan pasien mengakses patient portal yang berisi riwayat pengobatan, hasil pemeriksaan laboratorium, dan radiologi. Patient portal juga kini dapat diakses melalui website dan aplikasi RSPI Mobile.
Baca Juga: PKS soal Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Naik, 'Hati-Hati, Jangan Sampai...'
RS Pondok Indah Group juga telah menerapkan Patient-Reported Outcome Measures (PROM) untuk pasien hemodialisis. Metodologi ini mengukur kualitas hidup pasien penyakit ginjal, khususnya mereka yang menjalani terapi hemodialisis (cuci darah) di RS Pondok Indah Group.
Informasi ini sangat krusial dalam membantu tenaga medis memantau kualitas hidup pasien, membuat keputusan klinis yang lebih tepat, menyesuaikan terapi sesuai kondisi pasien yang terkini demi meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan, serta hasil klinis yang lebih baik.
Inisiatif lain yang juga menjadi sorotan adalah pengalaman digital yang terintegrasi bagi pasien, khususnya dalam layanan rawat jalan. Dengan satu QR code, proses pelayanan mulai dari check-in, konsultasi dokter, pembayaran, hingga penebusan resep di farmasi berjalan tanpa hambatan. Penerapan ini menyederhanakan patient journey menjadi pengalaman yang lebih cepat, lebih nyaman, dan efisien.
Imam Daru Nurwijayanto, Chief Information Technology Officer RS Pondok Indah Group menambahkan, “Kami memperluas cakupan integrasi dari sisi alat, aplikasi, maupun sistem eksternal lainnya untuk semakin meningkatkan efektivitas operasional klinis maupun administrasi, serta menunjang kebutuhan analitik untuk pengambilan keputusan klinis, operasional, dan strategis."
"Dalam setiap pengembangan sistem, kami menerapkan prinsip patient-centric agar sistem yang dibangun benar-benar relevan, mudah digunakan, dan efektif dalam menunjang layanan kesehatan, yang nantinya berujung pada patient journey yang lebih baik dan tentunya peningkatan keselamatan pasien," lanjutnya.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Anggaran Kesehatan 2026 Rp244 Triliun, Ini Rinciannya
Sistem clinical decision support yang terintegrasi dengan Computerized Practitioner Order Entry (CPOE) juga membantu tenaga medis membuat keputusan berbasis data, melalui fitur peringatan otomatis berdasarkan kondisi khusus pasien.
Selain itu, validasi dalam pemberian obat pasien, transfusi darah, dan ASI perah juga telah dilakukan secara digital demi memastikan akurasi dan meningkatkan keselamatan pasien. Capaian ini menunjukkan bahwa budaya digitalisasi telah menyatu dalam praktik sehari-hari dan menjadi corporate culture di lingkungan RS Pondok Indah Group.
“Pencapaian validasi HIMSS EMRAM Tingkat 7 ini semakin memotivasi kami dalam melanjutkan transformasi digital. Dengan fondasi digital yang kuat, kami akan terus berinovasi dalam memberikan layanan yang aman, berkualitas, berstandar internasional, dan menjadi layanan kesehatan terdepan bagi masyarakat Indonesia,” tutup dr. Yanwar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement