Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Asia Dipenuhi Optimisme, Sinyal Powell Jadi Sorotan Investor Saham

Bursa Asia Dipenuhi Optimisme, Sinyal Powell Jadi Sorotan Investor Saham Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia kembali menutup pekan dengan mencatatkan kenaikan pesat dalam perdagangan di Jumat (22/8). Investor optimistis akan data ekonomi terbaru hingga arah kebijakan suku bunga, khususnya di Amerika Serikat (AS).

Dilansir Senin (25/8), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa China kembali mencatatkan kenaikan yang pesat dalam sesi kali ini:

  • Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,93% ke 25.339,14.
  • CSI 300 (China): Naik 2,10% ke 4.378,00.
  • Shanghai Composite (China): Naik 1,45% ke 3.825,76.
  • Nikkei 225 (Jepang): Naik 0,05% ke 42.633,29.
  • Topix (Jepang): Naik 0,58% ke 3.100,87.
  • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,86% ke 3.168,73.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,68% ke 782,51.

Secara keseluruhan, investor saham optimistis dan menyambut baik pidato dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole, Wyoming,Amerika Serikat (AS).

Powell memberi sinyal kesiapan bank sentral untuk memangkas suku bunga pada September. Ia menekankan perlunya keseimbangan antara risiko pelemahan pasar tenaga kerja dan kekhawatiran inflasi yang masih membayangi.

Sikap dovish tersebut membuat investor beralih ke aset berisiko, meski tetap berhati-hati terhadap ancaman stagflasi dan risiko pasar yang dinilai terlalu optimistis.

Dari Jepang, data inflasi baru-baru ini menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) melambat pada Juli. Namun, inflasi inti melandai lebih kecil dari perkiraan, dan inflasi mendasar tetap berada jauh di atas target tahunan Bank of Japan (BOJ) sebesar 2%.

Kondisi inflasi yang masih lengket meningkatkan tekanan bagi bank sentraluntuk menaikkan suku bunga. Para analis memperkirakan setidaknya akan ada satu kenaikan suku bunga hingga akhir tahun ini, sebuah skenario yang dipandang kurang menguntungkan bagi pasar saham dari Jepang.

Baca Juga: 10 Saham Paling Babak Belur dalam Sepekan, DSSA hingga RAJA Masuk Daftar!

Dari China, sentimen membaik seiring harapan stimulus baru setelah ekonomi negara ini melambat pada Juli 2025. Bulan depan, pemerintah akan meluncurkan subsidi pinjaman konsumen satu tahun, yang menanggung hampir semua biaya bunga, dengan pemerintah daerah mendanai sisanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: