Kredit Foto: Unsplash/Austin Distel
Otoritas Sekuritas dan Pasar Eropa (European Securities and Markets Authority/ESMA) memperingatkan potensi risiko kesalahpahaman investor terkait aset berbasis blockchain yang memberikan eksposur ke ekuitas.
Direktur Eksekutif Otoritas Sekuritas dan Pasar Eropa, Natasha Cazenave mengatakan bahwa produk tersebut yang dapat berupa seperti tokenisasi saham, biasanya tidak menjadikan pembeli sebagai pemegang saham langsung perusahaan.
Baca Juga: Pengendali Link Net Jual 136,2 Juta Saham LINK di Tengah Kabar Akuisisi oleh WIFI
Tokenisasi saham sendiri adalah instrumen berbasis blockchain yang terhubung dengan harga saham perusahaan publik. Sejumlah perusahaan fintech telah mengembangkan produk yang memberi investor akses ke saham terdaftar atau derivatif berbasis blockchain, yang ditopang oleh saham korporasi melalui kendaraan tujuan khusus (special purpose vehicle).
“Instrumen tokenisasi ini bisa memberikan akses satu hari penuh dan fractionalisation, tetapi biasanya tidak memberikan hak pemegang saham,” kata Cazenave, dilansir Selasa (2/9).
Para pendukung kripto menilai tokenisasi berpotensi mengubah infrastruktur pasar keuangan dengan memungkinkan berbagai aset seperti deposito bank, saham, obligasi, reksa dana, hingga properti diperdagangkan sebagai token berbasis blockchain.
Namun Cazenave menekankan bahwa hingga kini sebagian besar inisiatif tokenisasi masih kecil dan cenderung tidak likuid, meskipun dinilai dapat membawa efisiensi dalam jangka panjang.
Baca Juga: Terjadi Transaksi Nego Saham AMMN, Nilainya Sentuh Rp1,8 Triliun
“Hal ini bisa menimbulkan risiko spesifik kesalahpahaman investor dan menegaskan perlunya komunikasi serta perlindungan yang jelas," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement