Kredit Foto: Uswah Hasanah
Indonesia memamerkan kekuatan produk lokal yang siap bersaing di pasar global dengan mengikuti Tokyo International Gift Show Autumn (TIGS) 2025 yang berlangsung pada 3-5 September 2025 di Tokyo Big Sight, Tokyo, Jepang.
Partisipasi Indonesia dalam pameran produk kerajinan terbesar di Jepang ini merupakan komitmen pemerintah dalam mendorong ekspor produk bernilai tambah serta menjadi langkah baru diplomasi dagang berbasis desain dan narasi.
Baca Juga: Sektor Industri Tetap Jadi Penggerak Utama Perekonomian RI
"Kami ingin dunia mengenal Indonesia bukan hanya sebagai negara penghasil bahan baku, tetapi juga sebagai sumber inspirasi desain, inovasi, dan produk bernilai," ucap Menteri Perdagangan Budi Santoso, dikutip dari siaran pers Kemendag, Kamis (4/9).
Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi, Paviliun Indonesia hadir dalam pameran TIGS 2025 sebagai bentuk sinergi kementerian dan lembaga dalam mendorong ekspor.
“Paviliun Indonesia merupakan hasil kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kemendag, Kementerian Perindustrian, KBRI Tokyo, dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Kami ingin memastikan Indonesia tampil dengan kualitas terbaik dari sisi produk, narasi, maupun kesiapan bisnis,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi.
Paviliun Indonesia mengusung tema “Crafting Peace, Living Harmony” dan menghadirkan 10 pelaku usaha pada zona Life×Design di West Hall 1, Tokyo Big Sight. Kesepuluh pelaku usaha yang hadir di TIGS ini merupakan pelaku usaha yang dikurasi oleh Kemendag. Sementara itu, tiga pelaku usaha di antaranya, yakni Javani Narutala, Green Galeria, dan Handep Ethical merupakan peraih penghargaan Good Design Award di Jepang.
Kurasi dilakukan dalam dua tahap, yakni seleksi administrasi yang menilai sertifikasi internasional, kesiapan ekspor, dan kekuatan narasi produk; serta proses pitching untuk memastikan kualitas dan daya saing. Selanjutnya, perusahaan yang telah lolos kurasi dipromosikan kepada buyer di Jepang, sehingga saat pameran berlangsung, para pelaku tidak hanya menampilkan karya terbaik, tetapi juga berkesempatan langsung bertemu calon mitra potensial lewat business matching.
Sementara itu, menurut Kuasa Usaha Ad Interim di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KUAI KBRI) Tokyo Maria Renata Hutagalung, seleksi produk untuk dipromosikan di pasar Jepang memegang peranan penting dalam memastikan produk Indonesia yang ditawarkan memiliki daya saing.
“Seleksi produk yang ketat menjadi penting dalam mendorong daya saing di pasar global. Terbukti, produk lokal Indonesia menjadi tren di kalangan muda Jepang seiring banyaknya produk kriya berbahan baku alami yang kini dipasok ke gerai ritel Jepang,” ujar Maria.
Pada penyelenggaraannya yang ke-100, TIGS 2025 diikuti oleh 3.000 perusahaan dari 16 negara dan diperkirakan dihadiri oleh 200.000 pengunjung lokal serta 5.500 pengunjung asing. TIGS menjadi ajang buyer mendapatkan pemasok (sourcing) produk bergaya Jepang. Selain menampilkan produk, Indonesia menawarkan desain dan inovasi yang sejalan dengan tren global.
Paviliun Indonesia juga mengadakan business matching dan pitching produk. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Jepang terhadap kualitas produk Indonesia, Paviliun Indonesia mengadakan diskusi tematik yang bekerja sama dengan buyer Jepang, komunitas desain, dan Asean Japan Center (AJC).
Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud realisasi program Kemendag, yaitu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). Dalam hal ini, khususnya untuk produk berbasis desain dan inovasi. Seluruh rangkaian kegiatan dirancang untuk memperkuat jejaring bisnis dan membuka peluang ekspor bagi pelaku usaha, termasuk UMKM.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement