Siklus Kripto Jadi Sorotan, Harga Bitcoin Perlahan Tembus US$112.000
Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Harga bitcoin masih berjuang menembus serta mempertahankan level US$112.000 di Senin (8/9). Votalitas ini terjadi menyusul perdebatan tentang berakhirnya pola siklus tradisional empat tahunan dari kripto.
Chief Investment Officer Fundstrat dan Chairman Bitmine, Tom Lee memperingatkan bahwa masuknya pembeli institusional dapat mengganggu pola siklus tersebut.
Baca Juga: September Effect Tak Goyahkan Pasar Kripto, Transaksi Melejit
Ia menyebut arus modal dari perusahaan besar dan peluncuran exchange-traded funds kripto dalam dua tahun terakhir telah memperkenalkan dinamika baru yang bersifat kontra-siklus.
“Pasar sudah bergerak melampaui dominasi ritel,” kata Lee, dilansir Selasa (9/9).
Menurutnya, tahun lalu menandai pergeseran karena modal institusional yang konsisten membuat reli bitcoin tidak lagi sepenuhnya digerakkan oleh kelangkaan pasokan akibat mekanisme halving.
Lee menilai ada dua ujian penting yang akan menentukan arah pasar kripto yakni apakah bitcoin tetap mengikuti pola penurunan tradisional tahun depan, atau justru terlepas dari korelasi erat dengan pasar saham. Jika kedua skenario terjadi, diskusi soal siklus empat tahunan bisa semakin kehilangan relevansinya.
Selama lebih dari satu dekade, pasar bitcoin dianggap mudah diprediksi. Setiap empat tahun sekali, peristiwa halving mendorong harga naik ke puncak baru, lalu jatuh dalam musim dingin kripto, sebelum memulai siklus berikutnya.
Baca Juga: Pasar Saham dan Aset Kripto Masuki Bulan Keramat, Adakah Potensi Reli?
Pola ini lama menjadi pegangan utama bagi para pedagang kripto. Namun kini, sejumlah analis menilai era tersebut mulai berakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement