Kredit Foto: Pixabay
Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, mengungkapkan pentingnya Governance, Risk, and Compliance (GRC) dalam perekonomian nasional.
Menurutnya, selain menjadi alat alat manajemen internal, GRC juga merupakan pengungkit transformasi ekonomi nasional.
Baca Juga: Prabowo Tanggapi Permintaan Bentuk Tim Investigasi Independen hingga Desakan Tarik TNI
Ini disampaikannya saat mewakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara TOP GRC Awards 2025 di Jakarta, Senin (8/09/2025).
"Sekaligus juga untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional," imbuhnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Selasa (9/9).
Dalam kesempatan tersebut, Sahli haryo menyebutkan bahwa kondisi perekonomian nasional saat ini menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan dengan tren pertumbuhan yang tetap terjaga. Pemerintah menekankan bahwa capaian tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk berpuas diri.
Melalui RPJMN 2025–2029, Presiden RI Prabowo Subianto telah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada 2028/2029, yang hanya dapat dicapai melalui langkah strategis seperti hilirisasi industri, penguatan manufaktur, peningkatan ekspor dan investasi, akselerasi ekonomi digital dan energi hijau, serta penguatan tata kelola yang menyeluruh.
Dalam situasi ini, GRC menjadi instrumen penting yang dapat membantu perusahaan maupun lembaga untuk tetap tangguh menghadapi dinamika global sekaligus mendukung target pembangunan nasional.
Penerapan GRC yang konsisten akan memastikan transformasi ekonomi berjalan dengan efektif, transparan, dan berkelanjutan.
Organisasi yang menanamkan nilai akuntabilitas dan integritas dalam setiap prosesnya akan mampu menjaga kepercayaan publik sekaligus menciptakan ruang bagi pertumbuhan inovasi yang bertanggung jawab.
Selain itu, Penerapan GRC juga memiliki kaitan erat dengan praktik Environmental, Social, and Governance (ESG). Berdasarkan Katadata ESG Index 2025, sektor perkebunan, energi, dan pertambangan mencatat skor tertinggi, menegaskan bahwa aspek keberlanjutan kini menjadi fokus utama dunia usaha.
Praktik ESG yang kuat tidak hanya meningkatkan citra positif, tetapi juga memberikan akses lebih luas terhadap pembiayaan hijau, menarik minat investor global, dan memperluas penetrasi ke pasar internasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement