Kredit Foto: Unsplash/Alexander Mils
Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan di Selasa (9/9). Hal ini terjadi meski pemerintah merilis revisi data ketenagakerjaan yang menunjukkan pasar tenaga kerja jauh lebih lemah dari perkiraan sebelumnya di Negeri Paman Sam.
Dilansir dari Reuters, Rabu (10/9), Index Dolar (DXY) menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, dengan naik 0,3% menjadi 97,67. Ia perlahan pulih dari pelemahan sebelumnya di Senin.
Baca Juga: Gedung Putih: The Fed Harus Independen, Tak Boleh Dipengaruhi Trump
Data Bureau of Labor Statistics (BLS) terbaru menunjukkan adanya penurunan pekerjaan hingga 911.000 di April 2024-Maret 2025. Sebelumnya, dalam periode dua belas bulan periode terkait tahun lalu, jumlah pekerjaan juga telah dipangkas sebanyak 598.000.
Revisi besar ini menjadi sinyal pelemahan signifikan dalam pasar tenaga kerja AS. Hal ini juga menjadi sinyal adanya kepastian pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed).
“Revisi payroll mengubah kisah pertumbuhan pekerjaan dari dongeng menjadi audit, dengan pemerintah menyebut ekonomi menciptakan lebih sedikit pekerjaan, realitas terbesar dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Chief Investment Officer Running Point El Segundo, Michael Ashley Schulman.
Schulman menambahkan bahwa data tersebut meningkatkan tekanan terhadap bank sentral untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, karena perlambatan pasar kerja memperkuat tanda-tanda pendinginan ekonomi.
Baca Juga: Efek Revisi Tenaga Kerja, Harga Bitcoin Anjlok ke US$111.600
Investor kini menanti data inflasi konsumen (CPI) yang akan dirilis untuk petunjuk arah kebijakan moneter dari The Fed.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement