Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Emas Cetak Rekor Baru, Pasar Yakin The Fed Pangkas Suku Bunga AS

Harga Emas Cetak Rekor Baru, Pasar Yakin The Fed Pangkas Suku Bunga AS Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga emas melanjutkan reli menuju rekor tertinggi pada perdagangan di Selasa (9/9). Kenaikan ini ditopang ekspektasi bahwa langkah pemangkasan suku bunga akan diambil oleh Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari Reuters, Rabu (10/9), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas utama logam mulia global:

  • Emas Spot: Naik 0,2% menjadi US$3.643,57
  • Emas Berjangka Desember: Naik 0,1% ke US$3.682,2.
  • Perak Spot: Turun 1,2% ke US$40,86
  • Platinum: Melemah 1,4% ke US$1.363,14
  • Paladium: Turun 0,3% ke US$1.130,61.

“Reli ini terutama didorong oleh ekspektasi bahwa bank sentral akan mulai memangkas suku bunga, kemungkinan secepatnya di September,” kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melek.

Saat ini, trader memperkirakan peluang 92% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pekan depan, dengan sebagian juga bertaruh pada pemangkasan lebih besar, yakni 50 basis poin. Ekspektasi ini muncul setelah data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melemah tajam pada bulan lalu di AS.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya menekan dolar dan imbal hasil obligasi, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

Investor kini menantikan data inflasi produsen dan konsumen untuk mencari sinyal tambahan sebelum pertemuan dari The Fed AS.

“Jika ekonomi melemah, kita bisa melihat aliran dana lebih besar ke aset non-tradisional seperti emas sebagai lindung nilai terhadap potensi penurunan tersebut,"kata Melek.

Baca Juga: Investor Hati-hati! 5 Saham Ini Masuk Pantauan Bursa

Sepanjang tahun ini, emas sudah mencatatkan beberapa rekor tertinggi, didorong oleh lemahnya dolar, pembelian besar dari bank sentral, kebijakan moneter yang cenderung dovish, serta meningkatnya ketidakpastian global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: