Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan di Selasa (16/9). Pasar diliputi kekhawatiran potensi gangguan pasokan setelah serangan drone terhadap pelabuhan dan kilang ekspor dari Rusia.
Dilansir dari Reuters, Rabu (17/9), Brent Crude ditutup naik 1,5% ke US$68,47. Sementara West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) menguat 1,9% menjadi US$64,52.
Baca Juga: MedcoEnergi Perkuat Portofolio di Sumatra Selatan Lewat Akuisisi Blok Migas
Rusia Transneft memperingatkan produsen bahwa mereka mungkin harus memangkas produksi akibat serangan drone dari Ukraina. Serangan tersebut menyasar infrastruktur ekspor penting, termasuk terminal minyak dari Primorsk.
“Serangan terhadap terminal ekspor lebih ditujukan untuk membatasi kemampuan Rusia menjual minyak ke luar negeri, yang akan memengaruhi pasar ekspor,” tulis JP Morgan.
Baca Juga: Cadangan Baru Ditemukan di WK Belida, Produksi Migas Nasional Diproyeksi Terdongkrak
“Lebih penting lagi, serangan ini menunjukkan adanya kesediaan untuk mengganggu pasar minyak internasional, yang berpotensi menambah tekanan kenaikan harga,” tambahnya.
Situasi Rusia juga diperkirakan bisa memperketat pasokan dalam pasar solar dari AS. Negeri Paman Sam juga menjadi sorotan menyusul keputusan dari Federal Reserve (The Fed).
Baca Juga: Politeknik LPP Yogyakarta Gelar PKKMB 2025: Siapkan Generasi Muda Profesional dan Berkarakter
Baca Juga: Hulu hingga Hilir: Mewujudkan Sawit yang Berkelanjutan
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga, langkah yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan bahan bakar. Meski demikian, sejumlah analis tetap berhati-hati terkait kondisi kesehatan ekonomi dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement