Kredit Foto: KPI
Harga minyak dunia melemah pada akhir perdagangan di Jumat (19/9). Ia tertekan oleh kekhawatiran atas melimpahnya pasokan global dan prospek permintaan yang lesu, meskipun pasar sempat berharap efek dari pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Senin (22/9), Brent Crude turun 1,1% menjadi US$66,68. Sementara West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun 1,4% ke US$62,6.
Baca Juga: Pengeboran di Blok Kampar Tuntas, Grup Bakrie (ENRG) Bidik Produksi 1.045 Barel Minyak per Hari
“Pasokan minyak masih sangat besar dan produsen minyak mulai mengurangi pemangkasan produksinya. Kita juga belum melihat dampak signifikan dari sanksi terhadap ekspor minyak mentah dari Rusia,” kata Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow.
The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar dua puluh lima basis poin dan memberi sinyal akan ada penurunan lebih lanjut, seiring melemahnya pasar tenaga kerja dari AS. Secara historis, biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya mendorong permintaan energi dan menopang harga minyak.
Namun, dari sisi permintaan, sejumlah lembaga energi internasional telah memperingatkan tren pelemahan konsumsi, sehingga membatasi potensi kenaikan harga dalam waktu dekat.
“Musim pemeliharaan kilang (refinery turnaround) juga akan semakin menekan permintaan,” tegas Lipow.
Data terbaru menunjukkan stok distilat naik empat juta barel di AS. Angka tersebut jauh di atas perkiraan, sehingga memicu kekhawatiran tambahan mengenai lemahnya permintaan di Negeri Paman Sam.
Baca Juga: Purbaya Siapkan Rp500 Miliar untuk Bansos Minyak Goreng 2 liter
Selain itu, indikator ekonomi memperlihatkan pelemahan, dengan pasar tenaga kerja yang kian rapuh dan pembangunan rumah keluarga tunggal anjlok bulan lalu akibat menumpuknya persediaan rumah baru yang tak terjual.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement