Hortikultura Didorong untuk Dukung Perkembangan Industri Mamin hingga Herbal
Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan perlu strategi terpadu yang tidak hanya menjaga produksi, tetapi juga memperkuat rantai nilai hortikultura, mulai dari pembinaan petani, riset varietas unggul, hingga akses pasar ekspor.
Ini disampaikan Menko Airlangga dalam kegiatan peninjauan fasilitas di Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, Jumat (19/09/2025).
Baca Juga: Perkembangan KEK Sei Mangkei Diharapkan Dukung Ekonomi Daerah
Sektor pertanian sendiri merupakan salah satu sumber penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional serta berperan menjaga stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat.
Dengan pertumbuhan sebesar 1,65% (yoy) pada Kuartal II-2025, sektor pertanian pada Februari 2025 juga tercatat mampu menyerap sekitar 28,53% dari total tenaga kerja nasional atau setara 41,60 juta orang.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga mendorong TSTH2 untuk dapat menjadi pusat riset penelitian bibit unggul pertanian dan sebagai lokasi budidaya tanaman hortikultura berskala internasional.
Kunjungan yang turut dihadiri perwakilan dari industri makanan-minuman (mamin) seperti Unilever dan PepsiCo tersebut, diharapkan dapat menjadi langkah awal penjajakan potensi kolaborasi bersama dengan petani, khususnya untuk komoditas kentang dan kedelai hitam.
“Kita berharap banyak dengan hilirisasi pertanian, dan sudah tepat tidak bisa ada hasil pertanian yang baik tanpa teknologi ataupun riset di pembibitan. Gnome sequencing is the new thing. Jadi, ada dua yang akan didorong oleh Kemenko Perekonomian menjadi keunggulan ke depan untuk masa depan kita, yakni yang pertama adalah gnome sequencing, dan yang kedua adalah AI dan semikonduktor,” ungkap Menko Airlangga, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Senin (22/9).
Lebih jauh, hortikultura juga didorong untuk dapat mendukung perkembangan industri mamin, kesehatan, serta herbal. Dengan populasi besar dan selera pasar yang beragam, total nilai pasar industri mamin di Indonesia mencapai USD109,9 miliar pada periode 2024-2025.
Sektor mamin juga mampu berkontribusi sebesar 7,2% terhadap PDB nasional dan merupakan subsektor terbesar dengan kontribusi 41,5% terhadap PDB industri non migas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement