Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ancaman Dolar AS Rp17 Ribu, Begini Strategi Investasi yang Harus Dilakukan

Ancaman Dolar AS Rp17 Ribu, Begini Strategi Investasi yang Harus Dilakukan Kredit Foto: Unsplash/Isaac Smith
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ancaman dolar AS naik di angka Rp17 ribu mungkin dapat terjadi. Terutama pasca kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Hal ini tentu berpengaruh pada nilai pasar uang dan berpotensi membuat rupiah melemah.

Para investor harus bertindak cepat dalam menanggapi ancaman ini dengan cara  menerapkan strategi investasi yang tepat. Salah satunya dengan memilih jenis investasi yang sesuai, mulai dari Investasi Reksadana Pendapatan Tetap, emas fisik, ataupun dolar.  

Berikut rekomendasi lebih lanjut seputar strategi investasi yang harus diterapkan di tengah ancaman kenaikan dolar AS.

Mungkinkah Dolar AS Naik Hingga Rp17 Ribu? Begini Penjelasan dan Penyebabnya

Kenaikan dolar AS hingga Rp17 ribu bukan suatu isu yang harus diabaikan begitu saja. Di tengah gejolak perekonomian saat ini, ada berbagai skenario yang memungkinkan rupiah menyentuh angka tersebut, antara lain:

  • Jika Perang Dagang Masih Berlangsung

AS baru-baru ini memberlakukan kenaikan tarif impor pada produk-produk dari beberapa negara, khususnya Tiongkok. Kondisi ini memicu terjadinya perang dagang yang intens.

Ketegangan tersebut juga mengakibatkan adanya ketidakpastian pasar global. Banyak investor yang kemudian mengalihkan dana investasi mereka dari pasar berkembang seperti Indonesia ke dolar AS sebagai aset yang cenderung aman.

Akibatnya, hal ini membuat permintaan dolar meningkat dan rupiah perlahan semakin terpuruk. Jika perang dagang ini terus berlangsung, akan sangat mungkin jika rupiah menyentuh angka Rp17 ribu.

  • Pemerintah Belum Mampu Menguatkan Rupiah

Pemerintah Indonesia bersama Bank Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk menangani ketegangan dan ancaman kenaikan dolar AS. Mulai dari menurunkan suku bunga acuan hingga memangkas tarif impor.

Namun, langkah tersebut sifatnya masih belum optimal dan hanya memberikan imbas jangka pendek. Dengan kata lain, kebijakan pemerintah ini belum menyentuh akar utama penyebab melemahnya rupiah.

Apabila perang dagang terus berlanjut dan pemerintah juga tidak kunjung menjalankan strategi yang efektif, ini akan menyebabkan tekanan yang semakin meningkat sekaligus menyebabkan dolar AS sampai di angka Rp17 ribu.

  • Kondisi Domestik Berpengaruh

Kondisi di dalam negeri yang sedang tertekan juga dapat menjadi penyebab naiknya dolar AS. Hal ini terutama terjadi saat kinerja ekspor lesu akibat perang dagang yang membuat volume ekspor berkurang.

Devisa negara pun melemah dan mengurangi suplai dolar di pasar domestik. Belum lagi jika kebijakan fiskal yang berjalan kurang tepat sasaran dalam memberikan stimulus pada ekonomi domestik, hal ini bisa memperkeruh kondisi.

Rupiah pada akhirnya menjadi semakin rapuh dengan berbagai guncangan yang terjadi, sementara dolar AS justru akan semakin menguat.

  • Daya Beli Masyarakat Mulai Melemah

Melemahnya rupiah memiliki kaitan erat dengan menurunnya daya beli masyarakat. Ketika rupiah melemah, harga bahan impor akan mengalami kenaikan dan ini bisa berimbas besar ke perekonomian masyarakat.

Jika tingkat konsumsi menurun dan pertumbuhan ekonomi di masyarakat juga melambat, investor cenderung menarik diri dari pasar domestik karena melihat risiko yang begitu tinggi. 

Perlahan ini bisa memberikan efek negatif berkepanjangan dan memungkinkan nilai dolar AS mencapai Rp17 ribu.

Jenis Investasi Tepat Saat Dolar AS Naik

Melihat ancaman akan naiknya dolar dan melemahnya rupiah, investor tentu perlu menerapkan strategi investasi yang sesuai sebagai antisipasi. Jenis-jenis investasi berikut dinilai bisa menjadi strategi yang tepat, khususnya saat dolar AS naik:

  • Emas Fisik

Emas cenderung mengalami peningkatan harga saat dolar meningkat. Ini karena nilainya yang mengikuti dengan harga global.

Dalam pasar domestik, nilai emas saat ini sudah mencapai Rp1,7 juta/gram. Ini menandakan jika emas mengalami kenaikan harga hingga 40%. Artinya, instrumen ini menawarkan proteksi yang baik dari inflasi dan rupiah yang melemah.

  • Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana satu ini memiliki likuiditas tinggi sehingga mudah dicairkan kapan saja. Dana juga akan didiversifikasi secara otomatis. Risiko kerugian pun dapat berkurang karena tidak hanya mengandalkan pada satu penerbit.

Dengan demikian, instrumen ini dapat menjadi pilihan yang tepat jika Anda menginginkan kestabilan dengan potensi imbal hasil yang menarik.   

  • Reksadana Dolar

Mengingat instrumen ini berdenominasi USD, nilainya akan meningkat ketika dolar AS menguat. Dengan memilih instrumen ini, Anda bisa berkesempatan untuk diversifikasi mata uang sehingga tidak hanya bergantung pada investasi dalam denominasi rupiah saja.

Potensi imbal hasilnya juga cenderung stabil apalagi jika fokus investasi diarahkan pada global investment grade dengan pemberian kupon secara rutin. 

Meskipun denominasinya berbeda, Reksadana ini juga memiliki likuiditas tinggi dengan proses pencairan hanya memakan waktu sekitar T+2 hari kerja.  

  • Obligasi Retail Indonesia (ORI)

Obligasi Retail Indonesia (ORI) tergolong jenis instrumen yang diandalkan banyak investor untuk alasan keamanan dan kestabilan. Investasi ini dijamin seratus persen oleh pemerintah sehingga bisa menghindarkan Anda dari risiko gagal bayar.

Imbal hasil yang didapatkan berupa kupon tetap yang tidak akan terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga maupun nilai tukar sehingga sangat cocok untuk menjaga stabilitas arus kas. 

Kupon tetap itu dapat digunakan sebagai lindung nilai inflasi, menjaga daya beli di saat terjadi pelemahan nilai rupiah. Jika Anda sewaktu-waktu membutuhkan dana darurat, ORI juga dapat dijual di pasar sekunder.

  • Menabung Dolar

Menabung dolar di saat nilai tukar USD naik dapat memberikan Anda beberapa keuntungan. Nilainya akan ikut naik di saat USD juga menguat sehingga cocok menjadi lindung nilai dari melemahnya rupiah.

Selain itu, nilainya juga tidak akan terpengaruh oleh fluktuasi instrumen di pasar modal sebab disimpan dalam bank yang mudah dialihkan ke rupiah sewaktu-waktu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: