Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Citi: Pasar Stablecoin Bakal Tembus US$4 Triliun

Citi: Pasar Stablecoin Bakal Tembus US$4 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raksasa Perbankan Amerika Serikat (AS) Citi memperkirakan pasar stablecoin akan berkembang jauh lebih cepat dari prediksi awal, dengan nilai penerbitan tahun ini sudah naik menjadi US$280 Miliar.

Dilansir Jumat (26/9), Citi menaikkan proyeksi penerbitan stablecoin menjadi US$1,9 Triliun di 2030. Hal tersebut hanya untuk skenario dasar yang perkiraan sebelumnya hanya sebesar US$1,6 Triliun.

Baca Juga: Alasan Circle (CRCL) Pertimbangkan Mekanisme Pembalikan Transaksi Stablecoin

Sementara dalam skenario optimistis, pihaknya yakin stablecoin bisa mencapai hingga US$4 Triliun. Angka ini naik dari perkiraan sebelumnya sebesar US$3,7 Triliun.

Citi menilai  stablecoin dapat menopang  transaksi tahunan lima tahun lagi hingga US$100 Triliun. Hal tersebut akan berlimpat ganda dalam skenario optimistis.

Citi menyebut lonjakan ini sebagai momen “ChatGPT” bagi teknologi blockchain, seiring semakin banyak perusahaan digital-native yang mengadopsinya dalam perdagangan nyata.

Meski begitu, laporan tersebut menekankan bahwa stablecoin belum tentu mendominasi seluruh ekosistem keuangan on-chain. Token bank berpotensi mencatat volume transaksi lebih tinggi karena didorong oleh permintaan korporasi atas kepastian regulasi, penyelesaian real-time, dan kepatuhan yang tertanam.

Citi memperkirakan migrasi sebagian kecil infrastruktur perbankan tradisional ke blockchain bisa mendorong volume token bank per tahunnya melampaui US$100 Triliun.

Laporan itu juga menyoroti peran berkelanjutan dolar AS. Sebagian besar uang on-chain masih didenominasi dolar, sehingga memicu permintaan atas obligasi pemerintah dari AS (Treasuries). 

Baca Juga: Rezim Trump Kaji Penggunaan Stablecoin Menjadi Jaminan Pasar Derivatif AS

Citi menegaskan, kenaikan stablecoin bukanlah persaingan untuk menggantikan bank, melainkan bagian dari proses reimajinasi infrastruktur keuangan global, di mana berbagai bentuk uang digital akan hidup berdampingan sesuai fungsinya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: