Dolar Menguat, Data Ekonomi Baru Kikis Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga
Kredit Foto: Unsplash/Celyn Kang
Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sejumlah mata uang utama pada perdagangan di Kamis (25/9). Data ekonomi terbaru menunjukkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) lebih tinggi dari perkiraan ekonom di Negeri Paman Sam.
Dilansir dari Reuters, Jumat (26/9), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,68% menjadi 98,50. Ia merupakan level tertinggi dalam dua pekan.
Baca Juga: Cloudflare Umumkan Rencana Luncurkan Stablecoin Dolar AS
Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan bahwa produk domestik bruto kuartal kedua naik 3,8%. Hal ini terjadi setelah direvisi ke atas dari estimasi sebelumnya. Kondisi ini berpotensi menahan langkah pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).
“Kebanyakan pelaku pasar tampaknya menahan posisi jual dolar lebih banyak dari yang diperkirakan,” ujar Kepala Strategi Makro Amerika Utara Standard Chartered Bank New York, Steve Englander.
Ia menambahkan, ada perbedaan nyata antara pelemahan pasar tenaga kerja dengan data produk domestik bruto dan output yang justru menunjukkan kekuatan.
Meski The Fed memangkas suku bunga pekan lalu, para trader masih memperkirakan setidaknya dua kali pemangkasan lagi pada dua pertemuan tersisa tahun ini. Namun, pernyataan sejumlah pejabat bank sentral menegaskan arah kebijakan akan bergantung pada data ekonomi mendatang.
Menurut Englander, The Fed menghadapi dilema dalam menentukan kecepatan pemangkasan suku bunga acuan dari AS.
“Biasanya ketika pasar tenaga kerja selemah ini, solusinya adalah pemangkasan suku bunga. Namun kali ini, ada kemungkinan guncangan positif dari sisi pasokan, sehingga bank sentral perlu berhati-hati,” katanya.
Adapun Presiden Federal Reserve Bank of Kansas City Jeffrey Schmid menilai pemangkasan suku bunga pekan lalu diperlukan untuk menjaga kekuatan pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Dorong Minat Investor Global, BRI Naikan Bunga Deposito Dolar ke 4%
Sebaliknya, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee memperingatkan agar tidak terlalu agresif menurunkan suku bunga ketika inflasi masih di atas target.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement