Kredit Foto: Istimewa
“Kita ingin agar pariwisata Indonesia kembali bangkit. Sebelumnya, pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di Indonesia. Namun, kita ingin membangunnya sebagai pariwisata yang berkualitas, bermanfaat, dan menciptakan lapangan pekerjaan,” kata Rizki.
Ketua PHRI, Hariyadi Sukamdani, mengatakan pariwisata kini tidak bisa dipisahkan dari isu keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.
“Dengan melaksanakan hal ini secara konsisten, kita dapat melakukan efisiensi energi, memperkuat ketahanan industri, dan mencegah kerusakan lingkungan. Wisatawan saat ini juga sangat peduli terhadap isu-isu lingkungan,” katanya.
Hariyadi, yang juga Presiden Direktur PT Hotel Sahid Jaya International, berbagi contoh praktik berkelanjutan yang sudah diterapkan seperti pemurnian air, daur ulang pakaian, dan pengomposan sampah organik. Ia juga menekankan pentingnya transparansi, etika bisnis yang adil, kepatuhan pada peraturan, dan tata kelola yang baik sebagai bagian dari implementasi hotel berkelanjutan.
“Pada akhirnya, ini memerlukan komitmen dan integritas untuk menerapkan konsep hotel berkelanjutan. Kita harus melangkah, bertindak, dan menjadi bagian dari keberlanjutan. Tentunya dengan kolaborasi dan komunikasi. Dan tugas H3 adalah mengomunikasikan semua isu yang terkait dengan tourism sustainability,” kata Hariyadi.
Ketua Umum H3, Yulia Maria, menambahkan melalui H3 Summit 2025 yang mengusung tema How Sustainability in Tourism Will Improve Your Hotel Business & Reputation, pihaknya ingin menjadikan ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) sebagai program berkelanjutan untuk memajukan pariwisata Indonesia.
“Kami, sebagai tenaga humas perhotelan Indonesia, siap menjadi tulang punggung dalam mengomunikasikan narasi yang baik demi keberlanjutan pariwisata Indonesia,” kata Yulia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement