Kredit Foto: Antara/Subur Atmamihardja
Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan di Jumat (26/9). Hal ini terjadi setelah data menunjukkan ketahanan ekonomi yang dapat memperlambat langkah pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari Reuters, Senin (29/9), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0,33% menjadi 98,17.
Baca Juga: Ganggu The Fed, Manuver Trump Picu Kekhawatiran Pelemahan Dolar AS
Data Agustus menunjukkan belanja konsumen naik 0,6%. Sementara Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) naik 0,3%.
“Data ekonomi yang lebih kuat telah meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga dan mempersempit selisih suku bunga dengan negara lain, sehingga mendorong dolar lebih tinggi,” kata Ahli Strategi Forex, John Velis.
“Kami masih melihat perilaku lindung nilai yang cukup kuat, sehingga banyak penjualan dolar berjangka meskipun aset, khususnya saham, tetap menarik investor asing,” tambahnya.
Adapun Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin jadi sorotan karena menilai risiko kenaikan signifikan pada pengangguran maupun inflasi masih terbatas, sehingga bank sentral dapat menyeimbangkan kedua target tersebut saat mempertimbangkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Sementara Wakil Ketua Fed Bidang Pengawasan, Michelle Bowman mengatakan bank sentral mendekati target inflasi dua persen dan ia mendukung pemangkasan suku bunga yang tegas untuk mengantisipasi potensi pelemahan di pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Pejabat The Fed Richmond AS: Risiko Lonjakan Pengangguran dan Inflasi Masih Terbatas
Investor kini memperkirakan peluang cukup tinggi soal terjadinya pemangkasan suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin pada pertemuan bank sentral berikutnya di AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement