Kredit Foto: Istimewa
PT Tanah Laut Tbk (INDX) membukukan rugi bersih Rp4,52 miliar pada periode laporan keuangan yang berakhir 30 Juni 2025.
Perseroan tetap menegaskan komitmennya memperkuat dua pilar bisnis utama, yakni properti dan agrobisnis, sebagai strategi menuju pertumbuhan berkelanjutan.
Direktur PT Tanah Laut Tbk, Dwi Retno Andirani, menyampaikan dalam public expose, Jumat (3/10/2025), bahwa perseroan tengah mengoptimalkan aset produktif, sekaligus mengembangkan proyek residensial dengan konsep desain modern.
“Kami terus mendorong diversifikasi, termasuk masuk ke sektor agrobisnis, khususnya pengolahan kelapa terintegrasi,” ujarnya.
Baca Juga: BEI Soroti Lonjakan Harga Saham IATA, INDX dan DWGL, Investor Diminta Hati-hati!
Dwi menjelaskan, perusahaan saat ini melakukan due diligence untuk akuisisi pabrik pengolahan kelapa. Langkah ini ditujukan agar INDX memiliki kapabilitas produksi operasional, mulai dari kelapa parut kering, minyak kelapa, hingga produk turunan lainnya. Selain itu, perseroan juga merencanakan penyewaan lahan perkebunan guna menjamin pasokan bahan baku.
“Integrasi rantai pasok menjadi krusial untuk mengurangi ketergantungan pada perantara. Dengan memiliki atau mengelola langsung perkebunan, kami harapkan dapat memenuhi 50–70 persen kebutuhan bahan baku,” kata Dwi.
Corporate Secretary INDX, Dera Fresky, menambahkan bahwa salah satu fokus riset perusahaan adalah wilayah Sulawesi Utara, yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki hampir 290 ribu hektare tanaman kelapa dan menjadi basis produksi terbesar kedua di Indonesia.
“Kami sedang mendalami analisis di beberapa daerah sentra produksi kelapa, termasuk Riau, Jawa Timur, dan Maluku Utara,” ujarnya.
Baca Juga: IHSG Dibuka Melejit ke Level 7.979 pada Perdagangan Hari Ini, Saham INDX Loncat 32%
Dalam kinerja keuangan, INDX mencatat ekuitas pemegang saham Rp24,48 miliar, pendapatan Rp152,78 juta, dan beban usaha Rp990,41 juta. Kerugian komprehensif tercatat Rp4,52 miliar. Meski demikian, manajemen menilai bisnis properti perseroan mulai menunjukkan kontribusi positif terhadap arus pendapatan.
Terkait fluktuasi saham, Dera menegaskan bahwa seluruh keterbukaan informasi telah dilakukan sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Pergerakan harga saham lebih dipengaruhi faktor eksternal seperti aktivitas trading spekulatif dan sentimen pasar. Tidak ada aksi korporasi atau informasi material yang belum kami ungkapkan,” jelasnya.
Baca Juga: Kelapa Kopyor : Potensi Hasil Perkebunan Lokal di Kabupaten Pati, Jawa Tengah
Baca Juga: Perkebunan Kelapa Sawit sebagai Bioreaktor Alamiah
Perseroan menyatakan menghormati keputusan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sempat melakukan suspensi perdagangan saham INDX, seraya berharap suspensi segera dicabut setelah proses evaluasi selesai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement