Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Setelah lebih dari satu dekade vakum, Pasar Seni ITB 2025 siap mengguncang kembali dunia seni dan budaya Indonesia. Digelar pada 18–19 Oktober 2025 di Kampus ITB Ganesha, Bandung, festival yang dikenal sebagai ajang seni paling bergengsi di Asia Tenggara ini hadir dengan semangat baru: “Setakat Lekat”, serta tagline “Laku Temu Laju.”
Tak hanya menjadi panggung ekspresi seniman, Pasar Seni ITB 2025 juga menjadi ruang strategis bagi kolaborasi lintas sektor, termasuk kemitraan antara dunia pendidikan dan industri perbankan nasional.
Bank Mandiri menegaskan komitmennya mendukung pengembangan ekosistem ekonomi kreatif Indonesia melalui kolaborasi dengan kampus dan komunitas seni.
"Pasar Seni ITB adalah representasi nyata dari sinergi antara kreativitas, teknologi, dan inklusivitas. Kami ingin menginspirasi generasi muda untuk berani berekspresi, berinovasi, dan berkontribusi bagi kemajuan negeri,” ujar Bery Agung Puspandika, Vice President Bank Mandiri Region VI/Jawa 1, Selasa (7/10/2025).
Sebagai bagian dari perayaan HUT ke-27 Bank Mandiri, keterlibatan Bank Mandiri di Pasar Seni ITB 2025 tak hanya dalam bentuk dukungan finansial, tetapi juga integrasi layanan digital dan inklusif. Melalui kanal pembayaran seperti QRIS Livin’ by Mandiri, Mandiri Debit, Mandiri Kartu Kredit, dan e-Money, pengunjung dapat bertransaksi cepat dan aman di seluruh area acara.
Tak hanya itu, Bank Mandiri juga menawarkan promo eksklusif berupa potongan Rp10.000 untuk pembelian tiket wahana interaktif di fitur Sukha dalam aplikasi Livin’ by Mandiri. Wahana tersebut dirancang untuk memberikan pengalaman seni yang imersif dan inovatif, di antaranya Wahana Dobrak, Wahana Belak Belok, Wahana Immersive Room, Wahana Tendang ke Kandang, dan Wahana Lorong Gorong.
Baca Juga: Lebih dari 5.000 Peserta Ikuti wondr ITB Ultra Marathon 2025, Hadiah Rp300 Juta Disiapkan
Keterlibatan Bank Mandiri di ajang ini juga menjadi bagian dari rangkaian acara Livin’ Fest 2025, yang akan digelar di Trans Studio Mall & Trans Convention Center Bandung pada 25–26 Oktober 2025.
Sementara itu, Ketua Umum Pasar Seni ITB 2025, Zusfa Roihan, menegaskan bahwa tujuan utama festival ini bukan sekadar pameran seni, melainkan ruang pertemuan antara kreativitas, teknologi, dan masyarakat.
“Kami melihat dunia digital dan dunia nyata kini bukan dua hal yang terpisah, tapi saling memperkaya pengalaman seni kontemporer,” ujarnya.
Pasar Seni ITB 2025 juga menggandeng sejumlah perusahaan dan lembaga mitra yang berkomitmen terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Pendekatan ini menjadikan festival tersebut tidak hanya megah secara visual, tetapi juga berdampak sosial dan berkelanjutan.
“Kami ingin Pasar Seni ITB menjadi standar baru festival seni bukan hanya megah dan kreatif, tapi juga inklusif dan reflektif,” ujar Zusfa.
Kurasi karya dilakukan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat di lingkungan ITB, mulai dari mahasiswa, alumni, hingga praktisi lintas bidang. Hal ini memastikan setiap karya yang tampil relevan dengan dinamika seni dan isu sosial masa kini.
Seniman kontemporer Isa Perkasa menilai kehadiran Pasar Seni ITB 2025 sebagai momentum kebangkitan ekosistem seni di Indonesia.
“Pasar Seni ITB bukan sekadar festival, melainkan laboratorium kreatif tempat kami bisa bereksperimen lintas medium. Teknologi menjadi jembatan baru antara seniman dan publik,” katanya.
Baca Juga: ITB dan BNI Sukses Gelar wondr ITB Ultra Marathon 2025, Kumpulkan Dana Lestari untuk Pendidikan
Dengan menghadirkan lebih dari 250 tenant kreatif, lima panggung utama, dan deretan musisi lintas genre seperti Project Pop, Sivia, Nonaria, Bottlesmoker, White Chorus, hingga Seurieus, Pasar Seni ITB 2025 akan menjadi panggung besar bagi masa depan seni Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement