Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

ECB Terus Serukan Penguatan Euro, Ogah Jadi Safe-haven Pasif

ECB Terus Serukan Penguatan Euro, Ogah Jadi Safe-haven Pasif Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde kembali menyerukan penguatan peran global mata uang euro. Ia menyoroti bagaimana mata uang ini hanya menjadi penonton meski dunia tengah diguncang kebijakan dari Amerika Serikat (AS).

Lagarde menyoroti bagaimana euro telah menguat tajam sepanjang tahun ini karena investor mengalihkan asetnya dari dolar akibat ketidakpastian kebijakan. Namun pasar obligasi dan pasar saham kawasan euro masih relatif kecil dibandingkan dengan AS.

Baca Juga: J.P. Morgan Naikkan Rekomendasi Saham Eropa, Prospek Jadi Lebih Cerah!

“Kami adalah penonton tak bersalah dari keputusan kebijakan yang dibuat di Washington. Alokasi portofolio global yang tidak banyak bisa kami pengaruhi,” kata Lagarde, dilansir Rabu (8/10).

“Ini bukan posisi yang berkelanjutan. Kami tidak bisa terus menjadi safe haven pasif, yang hanya menyerap guncangan yang diciptakan di tempat lain. Kami harus menjadi mata uang yang dapat membentuk nasibnya sendiri," tambah Lagarde.

Seruan Lagarde ini bukan tanpa kritik, beberapa pihak khawatir langkah memperbesar pangsa pasar euro akan mendorong apresiasi mata uang yang merugikan daya saing ekspor. Namun Lagarde menepis kekhawatiran itu dan menilai dampaknya bisa diredam dengan mengalihkan lebih banyak perdagangan luar negeri ke euro dan memperluas perdagangan domestik.

Lagarde juga menekankan bahwa banyak masalah ekonomi kawasan euro bersumber dari dalam negeri, bukan faktor eksternal.

“Kinerja kita yang lebih lemah sebagian besar mencerminkan hambatan internal yang kami ciptakan sendiri: termasuk regulasi yang terfragmentasi, rezim pajak, aturan kebangkrutan, dan pasar modal yang belum terpadu,” ujarnya.

Baca Juga: Maybank Informasikan Tingkat Bunga Penjaminan Simpanan Rupiah dan Valas

Ia menambahkan, tantangan struktural seperti biaya energi yang tinggi, produktivitas rendah, dan enggan membiayai proyek bersama juga dapat diatasi dengan langkah kebijakan yang lebih berani di Uni Eropa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: