Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
“Sekitar 70 persen produksi batik nasional berasal dari Pekalongan dan sekitar 20 persen produksinya sudah diekspor ke pasar internasional,” kata Afzan.
Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memaparkan upaya penguatan batik melalui program Kemis Mbois, yaitu kewajiban bagi ASN dan non-ASN di lingkungan pemerintahan untuk menggunakan batik khas Malang setiap hari Kamis.
“Program ini sudah berjalan selama dua tahun dan berhasil membuat perajin batik di Kota Malang kebanjiran permintaan,” katanya.
Adapun Wali Kota Magelang Damar Prasetyono menegaskan bahwa meskipun industri batik di Magelang tidak sebesar di Pekalongan dan Malang, pihaknya tetap berkomitmen meningkatkan daya saing melalui penyediaan fasilitas Industri Kecil Menengah (IKM) Center. Gedung ini difungsikan sebagai tempat promosi, produksi, dan uji mutu produk UMKM, termasuk batik.
“Kami ingin memastikan kualitas produk UMKM Magelang memiliki standar yang baik agar mampu bersaing di pasar,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement