Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Volume Transaksi INDODAX Melonjak 50% Seiring Rekor Baru Bitcoin

Volume Transaksi INDODAX Melonjak 50% Seiring Rekor Baru Bitcoin Kredit Foto: Indodax
Warta Ekonomi, Jakarta -

Volume transaksi aset kripto di platform perdagangan INDODAX melonjak hampir 50 persen dalam sepekan terakhir menyusul kenaikan harga Bitcoin yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level US$126.000 atau sekitar Rp2,1 miliar per koin pada Rabu (8/10/2025). Peningkatan aktivitas ini mencerminkan tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap aset digital di tengah tren kenaikan global.

Lonjakan volume perdagangan terjadi bersamaan dengan peningkatan nilai Bitcoin yang sempat menyentuh US$126.080 sebelum stabil di kisaran US$124.700. Momentum ini juga berdampak pada aset kripto lain seperti Ethereum yang naik ke US$4.600 dan XRP yang menguat ke US$2,9. Pergerakan serentak tersebut menandakan meningkatnya kepercayaan pasar terhadap aset kripto utama setelah periode konsolidasi selama beberapa bulan terakhir.

Vice President INDODAX, Antony Kusuma, mengatakan lonjakan transaksi di platform domestik menunjukkan perubahan cara pandang investor terhadap aset digital.

Baca Juga: Kapitalisasi Kripto Susut 3%, Indodax: Strategi Beli Bertahap Jadi Kunci

"Volume transaksi di platform kami melonjak dalam beberapa hari terakhir, dalam 7 hari terakhir, volume transaksi INDODAX meningkat hampir 50%, dibandingkan periode sebelumnya. Bahkan dalam satu hari terakhir, bertepatan dengan Bitcoin ATH di US$126.000 volume trading INDODAX mencapai Rp1 T," tutur Antony dikutip dari keterangan resmi, Rabu (8/10/2025).

Antony menilai peningkatan aktivitas perdagangan ini bukan sekadar euforia, melainkan bentuk kepercayaan masyarakat terhadap keberlanjutan pasar aset digital.

Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin percaya diri terhadap investasi kripto dan mulai memandangnya sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang,” ungkap Antony.

Menurutnya, reli harga Bitcoin kali ini didorong oleh arus masuk dana institusional dan produk ETF berbasis Bitcoin dari manajer investasi global seperti BlackRock dan Fidelity yang mencatat arus dana miliaran dolar dalam sepekan terakhir. Kondisi ini mempersempit suplai di pasar spot dan mendorong kenaikan harga.

Antony menegaskan, karakter pasar saat ini berbeda dari siklus 2021 yang didominasi investor ritel.

Baca Juga: INDODAX Nilai Siklus Pemangkasan Bunga Jadi Katalis Bitcoin

“Kita tidak lagi melihat kenaikan berbasis hype. Kali ini, kenaikan Bitcoin dibangun atas dasar kepercayaan dan penerapan nyata di berbagai sektor, termasuk pembayaran lintas negara, aset treasury, hingga instrumen lindung nilai terhadap inflasi,” jelasnya.

Ia menambahkan, momentum ini membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam ekosistem kripto Asia Tenggara, seiring dengan dukungan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan peningkatan infrastruktur industri aset digital nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: