Bitcoin Pecah Rekor, Harga Tembus Rp2 Miliar: Investor Global Serbu Aset Kripto
Kredit Foto: Indodax
Harga Bitcoin menembus rekor tertinggi sepanjang masa di level US$126.000 atau sekitar Rp2,1 miliar per koin, menandai babak baru dalam sejarah aset digital. Kenaikan ini memperpanjang reli kripto global yang didorong arus dana institusional, melemahnya dolar AS, dan meningkatnya minat investor terhadap aset lindung nilai.
Berdasarkan data pasar, harga Bitcoin sempat mencapai puncak US$126.080 sebelum stabil di kisaran US$124.700. Dalam setahun terakhir, aset kripto terbesar di dunia itu telah melonjak hampir dua kali lipat, menegaskan ketahanannya di tengah volatilitas global.
Kenaikan signifikan ini juga diikuti Ethereum yang naik ke US$4.600 dan XRP di US$2,9. Pergerakan serentak tersebut mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap pasar kripto setelah periode konsolidasi berkepanjangan.
Baca Juga: Investor Global Buru Bitcoin, Harga Sentuh Rekor Tertinggi
Wakil Presiden INDODAX, Antony Kusuma, menilai lonjakan harga ini bukan sekadar euforia sesaat, melainkan bukti bahwa Bitcoin telah memasuki fase kematangan baru.
“Pencapaian harga US$126.000 merupakan bukti nyata bahwa Bitcoin kini menjadi bagian dari strategi diversifikasi aset yang diakui lembaga keuangan global,” ujarnya.
Menurut Antony, reli kali ini dipicu oleh masuknya dana besar ke produk-produk berbasis Bitcoin seperti Exchange-Traded Fund (ETF) yang dikelola manajer investasi global, termasuk BlackRock dan Fidelity. Dalam sepekan terakhir, arus dana institusional mencapai miliaran dolar, mendorong suplai di pasar spot semakin terbatas.
Selain itu, cadangan Bitcoin di bursa global tercatat berada di titik terendah dalam enam tahun. Banyak investor memilih menyimpan aset di dompet pribadi, menandakan keyakinan terhadap prospek jangka panjang.
“Faktor-faktor seperti penurunan cadangan bursa dan meningkatnya permintaan institusional menciptakan fondasi pasar yang jauh lebih sehat dibandingkan siklus sebelumnya,” kata Antony.
Di pasar domestik, lonjakan harga global ikut memicu peningkatan aktivitas perdagangan. Antony mencatat volume transaksi di platform INDODAX melonjak hampir 50% dalam sepekan terakhir, bahkan sempat menembus Rp1 triliun dalam satu hari saat harga Bitcoin menyentuh level tertinggi.
Baca Juga: Kapitalisasi Kripto Susut 3%, Indodax: Strategi Beli Bertahap Jadi Kunci
“Masyarakat Indonesia kini lebih percaya diri melihat kripto sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang,” ujarnya. Ia menambahkan, dengan regulasi yang kian matang di bawah pengawasan OJK, industri aset kripto Indonesia berpotensi menjadi salah satu yang paling progresif di Asia Tenggara.
Antony menilai momentum ini memperkuat posisi Bitcoin sebagai “emas digital” modern. Dengan suplai terbatas hanya 21 juta unit, kenaikan permintaan dari institusi besar diyakini akan terus mendorong harga ke level yang lebih tinggi.
Meski tren bullish masih kuat, ia mengingatkan investor agar tetap disiplin dan tidak terjebak euforia.
“Kami selalu mendorong anggota INDODAX menerapkan strategi pembelian bertahap atauDollar-Cost Averaging (DCA) untuk menghadapi volatilitas,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement